OKA CRISIS, 1990 I 270 YEARS RESISTANCE


OKA CRISIS, 1990 

270 YEARS RESISTANCE 

Terjemahan Edo Apocalips

Resistensi Kanienkehaka di Oka / Kanehsatake & Kahnawake, 1990
by WarriorPublications.wordpress.com

Resistensi Kanienkehaka di Kanehsatake & Kahnawake sangat mempengaruhi masyarakat Adat di Kanada. Oka mengatur ritme perlawanan Pribumi sepanjang tahun 90-an, dan mengilhami banyak orang atau komunitas untuk mengambil tindakan. Seperti Wounded Knee 1973, Oka adalah kebangkitan untuk seluruh generasi.

PENGANTAR
Krisis Oka 1990 mengcangkup wilayah Mohawk dari Kanehsatake - Oka dan Kahnawake, keduanya terletak di dekat Montreal, Quebec. Pengepungan dimulai dari serangan polisi bersenjata terhadap aksi blokade di Kanehsatake pada 11 Juli 1990, saat itu satu polisi mati ketika kontak senjata singkat terjadi. Pasca peristiwa itu, 2.000 polisi dimobilisasi, kemudian digantikan 4.500 tentara dengan tank & APC, serta dukungan angkatan laut dan udara.


Sepanjang musim panas 1990, Oka menjadi berita utama di TV Kanada dan media cetak. Para pejuang bersenjata di Kanehsatake dan Kahnawake menginspirasi dukungan luas dan solidaritas dari orang-orang Pribumi di seluruh negeri. Aksi protes, okupasi, blokade, & sabotase dilakukan, hal ini megindikasikan potensi besar untuk pemberontakan di antara masyarakat adat.

Manifestasi kesatuan dan solidaritas tersebut berfungsi untuk membatasi penggunaan kekuatan mematikan dari pemerintah dalam mengakhiri pengepungan. Secara keseluruhan, Oka sangat mempengaruhi masyarakat Adat dan merupakan satu-satunya faktor paling penting dalam membangkitkan semangat pejuangnya. Pengepungan selama 77 hari juga berfungsi sebagai contoh bagaimana mempertahankan kedaulatan Pribumi, dan perlunya kekuatan bersenjata untuk mempertahankan wilayah serta cara melawan agresi kekerasan oleh kekuatan eksternal.

LATAR BELAKANG INFORMASI
Para Mohawk menyebut dirinya sebagai Kanienkehaka (orang-orang dari batu api). Mereka merupakan satu bangsa dari Haudenosaunee (orang-orang dari rumah panjang, juga Enam Negara Konfederasi Iroquois). Negara lain yang termasuk dalam konfederasi ini adalah: Oneida, Onondaga, Seneca, Cayuga, dan Tuscarora. Jika digabungkan, Iroquois memiliki populasi antara 75-100.000 di Kanada dan Amerika Serikat. Semua wilayah yang disebutkan di atas adalah bangsa Mohawk.

Kanehsatake terletak 53 km di barat Montreal, Quebec. Wilayahnya dibagi menjadi beberapa bagian dan di samping kota Oka. Populasi Kanehsatake berkisar 1400 jiwa.

Kahnawake, di sisi lain, hanya 15 km di sebelah barat Montreal di tepi sungai St. Lawrence, dengan populasi 7000 jiwa.

Akwesasne terletak 75 km barat Montreal, dekat Cornwall, Ontario, dan sepanjang sungai St. Lawrence. Daerahnya berada di antara Ontario, Quebec, & New York. Populasinya sekira 12.000 jiwa.

Selama berabad-abad, Haudenosaunee telah melawan penjajahan Eropa. Mereka tersebar (dan) kuat di wilayah hutan timur Amerika Utara. Selama 1600-an dan 1700-an, mereka memihak Inggris saat melawan Prancis pertama kali, dan sesudah itu Amerika. Ketika sistem dewan Indian diberlakukan, banyak komunitas Haudenosaunee menolaknya. Pada 1920-an, RCMP (The Royal Canadian Mounted Police) menyerbu tempat-tempat terakhir di Six Nations & Akwesasne untuk memaksakan kepatuhan.

Tahun 1960-an, bangsa Mohawk melakukan protes dan pendudukan. Pada 1968, mereka memblokir lalu lintas Seaway International Bridge di Akwesasne untuk menuntut pengakuan dalam Perundingan Jay. A Mohawk — Richard Oaks — adalah juru bicara terkemuka selama pendudukan Pulau Alcatraz dekat San Francisco, pada tahun 1969.

Di Kahnawake, masyarakat bernyanyi serta mempelajari lagu-lagu tradisional. Ini kemudian menjadi basis Warrior Society. Pada tahun 1970, bangsa Mohawk dari Kahnawake menduduki kembali 2 pulau di sungai St. Lawrence. Tahun berikutnya, bangsa Mohawk Kahnawake membantu Onondagas dalam menghentikan proyek konstruksi di New York.

Tahun 1973, para prajuritnya mengusir semua penduduk non-pribumi dari Kahnawake.Hal ini menyebabkan mobilisasi besar-besaran SQ (Sûreté du Québec), dan pengepungan selama seminggu. Para prajurit mendapat dukungan besar dari Longhouse tradisionalis, dan memutuskan untuk memperluas cakrawala mereka.

Pada 1974, bangsa Mohawk Kahnawake dan lainnya menduduki kembali Ganienkeh, negara bagian New York. Ini adalah kamp musim panas yang ditinggalkan di tanah yang diklaim oleh New York. Setelah konfrontasi dengan polisi lokal Amerika dan negara bagian, negosiasi mengarah ke penyelesaian. Tanah tersebut ditukar dengan paket lain, yang lebih dekat dengan perbatasan Kanada dan komunitas Akwesasne & Kahnawake (pada tahun 1977). Louis Karoniakatajeh Hall adalah juru bicara utama untuk Ganienkeh, dan menciptakan bendera Unity, disebut juga sebagai bendera Mohawks Warrior.

Pada tahun 1978, Kahnawake Survival School didirikan, bangsa Mohawk mengajarkan bahasa, budaya, & sejarah-nya.

Tahun 1979, terjadi pengepungan yang singkat antara prajurit Mohawk dan polisi negara bagian di Akwesasne (Raquette Point). Pada tahun yang sama, Donald Cross ditembak polisi di Kahnawake.


Bendera prajurit yang dirancang oleh Louis Karoniaktajeh Hall,
seorang penulis dan seniman Mohawk. Bulu mewakili kesatuan semua masyarakat adat.

1981, kekerasan SQ terhadap suku Mi'kmaq di Restigouche semakin mengkhawatirkan bangsa Mohawk Kahnawake. Berbagai faksi bekerja sama dalam menyusun rencana pertahanan rahasia untuk wilayah itu.

Sepanjang tahun 1980-an, terjadi pertentangan yang meningkat terkait dengan perjudian dan kasino di Akwesasne, yang mana menjadi operasi jutaan dolar. Di akhir tahun 80-an, polisi mulai merampok kasino di Akwesasne, menyita mesin slot, dan menyita catatan bisnis. Mereka mengklaim bahwa kasino menghindari pajak dan ilegal. Beberapa Mohawk mulai menentang kasino, menuduh mereka melakukan korupsi dan mengakibatkan perilaku anti-sosial.

Pada Desember 1987, lebih dari 200 polisi melakukan penggerebekan di enam kasino di Akwesasne, mengambil mesin slot.

Di Kahnawake, bentuk lain dari bisnis 'teduh' itu telah berkembang: rokok murah, diduga hasil dari penyelundupan. Pada akhir 80-an, puluhan gubuk kecil mulai berjajar di jalanan.

1 Juni 1988, lebih dari 200 The Royal Canadian Mounted Police (RCMP), bersama Emergency Response Teams (Tim Tanggap Darurat) yang bersenjata berat, polisi anti huru hara, dan lain-lain, menyerang Kahnawake dan menyerbu toko-toko tembakau. Sebagai tanggapan, para prajurit menyita Jembatan Mercier dan memblokir jalan raya.

Pada Juli 1989, lebih dari 400 FBI dan polisi negara menyerbu Akwesasne, awalnya dihentikan oleh blokade prajurit. Polisi memposisikan diri kembali, dan mampu menyerang beberapa kasino. Pada saat itu, para pejuang sedang melakukan patroli rutin untuk mendeteksi & mencegah polisi kalau menyerang wilayah mereka. Beberapa faksi anti-perjudian juga pro-polisi.

Pada tanggal 30 Maret 1990, sebuah helikopter Garda Nasional Vermont diduga tertembak saat terbang di atas Ganienkeh dan terpaksa mendarat di dekatnya. Polisi negara FBI & NY mengancam untuk memasuki wilayah itu dan terjadi pengepungan selama beberapa hari.

Pada saat yang sama, perselisihan antara faksi-faksi pro-perjudian & anti-perjudian meningkat di Akwesasne. Serangan, penembakan dan penembakan mulai terjadi. Pada 1 Mei 1990, dua Mohawk ditembak mati, dan ratusan polisi masuk untuk menduduki wilayah itu.

Di Kahnawake, masalahnya sedikit berbeda, lebih banyak persekutuan; Sebagian keuntungan dari perdagangan rokok digunakan untuk mendanai Masyarakat Longhouse dan Prajurit. Prajurit Mohawk juga dipekerjakan sebagai tenaga keamanan. Meskipun konflik di Akwesasne (atau mungkin karena konflik itu), prajurit dari Akwesasne terus membantu Mohawk di Kanehsatake sepanjang musim semi 1990.

Resistensi Kanehsatake & Kahnawake, 1990
Kata Pengantar (oleh David)


“Saya bergerak menuju bunker Mohawk di ujung timur hutan pinus. Ketika Saya hampir sampai di sana kita semua mendengarnya; kilasan ranting yang keras dan tajam di suatu tempat di hutan di sebelah kiriku. Sejurus dengan itu, lelucon yang dibisikkan dan tawa terhenti. Klip senapan terpasang di tempatnya. Seorang di antaranya mengambil senapan laras panjang dan menghujani peluru dalam ruangan itu. Terdengar suara yang kasar memberi perintah pada semua orang "turunkan pantatmu sialan," sepertinya kami diperingatkan. "Hati-hati dengan penembak jitu .. tahan."

“Di sebelah kananku, sesosok bayangan gelap menyelinap menuju suara itu. Mereka bergerak cepat dan begitu mudah sepanjang malam, seperti kucing yang sedang mondar-mandir. Senapan mereka siaga, mereka melompati balok kayu dan menghilang ke dalam hutan.

“Saya melihatnya melewati pundak saya dan juga melihat 4 atau 5 orang di bunker. Mereka membungkuk di atas senapannya. Satu orang meneropong "night-vision", memindai gerakan di hutan. “Saya tidak bisa melihat apa pun di luar sana,” dia berbisik kepada seseorang secara khusus.

"Teleskop waktu. Detik terasa menjadi menit dan menit semakin larut. Keheningan hanya dipecahkan oleh kicauan dari radio tangan; seseorang, di suatu tempat, ingin tahu apa yang sedang terjadi. Peringatan itu menyebar ke bunker lain di sepanjang hamparan hutan gelap yang menghadap ke garis polisi.

“Tiba-tiba, ada suara lain yang lebih keras di radio. "Itu mereka," seseorang di bunker mengatakan dengan nada normal. "Tidak masalah. Mereka akan kembali.” Senapan diturunkan dari bahu. Lelucon dan obrolan yang baik mulai lagi.

“Saya terkejut bahwa setiap orang mengambil alarm dengan tenang. Mereka mulai terbiasa setelah beberapa hari. Tidak seorang pun, saya perhatikan, membuat keributan ketika 5 sosok yang disamarkan kembali dari hutan dengan AK yang dibuai di tangan mereka. Saya pikir mereka hanya anak-anak.

“Saat saya menuju ke sebuah bukit kecil yang menghadap lapangan golf, saya disela oleh seseorang yang tiba-tiba berada di dekat saya. Dia menatap pohon pinus. "Kakek buyut kami menanam pohon-pohon ini dengan tangannya. Mereka selalu hadir untuk kita. Aku tahu,” dia berbisik, “Aku sering datang ke sini sepanjang waktu ketika aku masih kecil.” Dia melihat tanda pertama dari cahaya utara di atas pohon-pohon itu. "Tapi aku tidak bisa mengingat keindahan itu."

“Kenangan saya tentang musim panas di Kanehsatake sangat berbeda dari kisah yang diceritakan oleh media. Perhatian mereka terfokus pada barikade. Sebagian besar dari mereka, memandang hal ini hanya cerita polisi; polisi & tentara ada di sana untuk "mengembalikan hukum & perintah," untuk memulihkan situasi. Tetapi sebagian besar orang di belakang barikade adalah keluarga, teman, dan kerabat saya. Dan mereka tidak ingin situasi kembali seperti semula. Mereka tahu bahwa itu berarti memantapkan jalan searah menuju pelupaan yang disebut asimilasi ”(People of the Pines, pp. 9-12).

LATAR BELAKANG SERANGAN POLISI 11/90 JULI




Anggota unit taktis SQ sebelum mereka mencoba mengambil alih
blokade Mohawk, 11 Juli 1990.

Apa yang memicu krisis Oka 1990? Banyak orang yang cemas, itu dkarenakan usulan perluasan lapangan golf dan rumah mewah baru oleh Oka Golf Club dan Ibu kota kotamadya. Proposal ini pertama kali diumumkan pada Maret 1989.


Suku Mohawk di Kanehsatake mulai khawatir. Karena area yang ditujukan untuk 'pembangunan' berisi beberapa hutan yang tersisa (Pines), lapangan lacrosse, dan kuburan Mohawk.

Banyak pendatang di Oka juga menentang ekspansi karena itu hanya untuk anggota klub golf, serta berdasarkan alasan lingkungan. Menebang pohon menyebabkan erosi tanah, masalah besar bagi Oka pada abad ke-19.

Pada April 1989, sekitar 300 Mohawk memprotes ekspansi di Kanehsatake. Pada 1 Agustus 1989, ketika penebangan pohon secara simbolis untuk memulai pekerjaan tanah, sekitar 75-100 Mohawk datang memprotes. Peluncuran dibatalkan, dan pejabat dari the Quebec Native Affairfederal Indian Affairs kemudian melakukan negosiasi.

Sepanjang musim dingin dan musim semi 1990, protes dan negosiasi mengakibatkan penundaan lebih lanjut dari ekspansi. Pada 10 Maret 1990, sebuah gubuk tua dipindahkan ke Pines (hutan pinus) dan kemudian didirikan kamp protes.

Melalui musim dingin dan salju, suku Mohawk mengambil alih Pines. Sebuah tungku kayu kecil dibawa masuk. Bendera pejuang dipasang, tetapi dilepas kembali setelah 2 hari karena perpecahan internal (beberapa orang menginginkan kamp 'non-konfrontatif' dan 'non-politik'). Pada saat itu, radio dua arah dan pemindai polisi juga dimiliki.

Desas-desus mulai menyebar bahwa kamp itu adalah posko terdepan para pejuang. Sebagai perlindungan terhadap pelecehan dan mewaspadai "putih" (dan Mohawk lainnya), senjata api dibawa masuk. Ini adalah senapan berburu, yang disembunyikan tetapi siap untuk tindakan defensif.

Lebih banyak orang mulai nongkrong di kamp. Sumbangan makanan dan dukungan masyarakat lainnya mulai meningkat.


Pada akhir Maret, insiden pelecehan menyebabkan perdebatan sengit tentang senjata. Sementara itu, panggilan untuk bantuan dikirim ke setiap faksi di Iroquois Confederacy (Haudenosaunee). Pada akhirnya, hanya para prajurit (pejuang) yang akan menjawab panggilan itu.

Di Ganienkeh, terjadi konfrontasi dengan polisi negara bagian setelah helikopter Garda Nasional diduga ditembak saat terbang di atas wilayah itu.


Setelah pondok itu dirusak pada 22 April 1990, jalan masuk ke hutan pinus diblokir. Ini terdiri dari blok dari semen besar di pintu masuk selatan menuju Pines, dan sebuah balok kayu besar di sebelah utara. Ibu Kota Oka meminta pengadilan untuk memberi perintah pembubaran blokade jalan. Perintah itu kemudian dikeluarkan pada 26 April 1990. Mohawk mengabaikannya.

Pada 1 Mei 1990, hari dimana para kontraktor dijadwalkan untuk membuka blokade jalan, para prajurit Kahnawake tiba dan bergabung dengan para demonstran.



[Oka Warriors dengan bendera 1990] 
Plat nomor kendaraan para pejuang ditutupi kain dan mereka mengenakan masker saat beraktifitas keluar masuk Pines… Strategi para protester Mohawk bertujuan untuk mengintimidasi polisi dan menjaga aura mistik dari apa yang sebenarnya terjadi di balik barikade. Mereka juga mencoba untuk mempertahankan keingintahuan media dengan cara mempublikasi aktifitas mereka ”(People of the Pines, hal. 62).

Sekira pukul 1 siang hari itu, helikopter Surete du Quebec (SQ-Quebec) tiba dan mengitari kamp. Beberapa mobil SQ berpatroli di area tersebut. Di Pines ada puluhan Mohawk. Dengan ancaman konfrontasi, dewan kota menunda pembongkaran blokade dan melanjutkan negosiasi.

Pada hari yang sama (1 Mei), dua orang tewas dalam pertempuran faksional melawan kasino di Akwesasne. Terjadi pendudukan polisi secara besar-besaran di wilayah itu.

2 Mei, ketika negosiasi berlanjut di Kanehsatake, para prajurit mengenakan seragam kamuflase bergerak keluar masuk hutan pinus menggunakan truk, beberapa diantaranya menenteng senjata. Satu helikopter SQ terbang di atas kepala, mengawasi pergerakan mereka.

Mungkin pada awalnya, komandan perang Akwesasne Francis Boots dan prajurit lainnya membawa truk berisi makanan, tenda, sleeping bags, dan peralatan lainnya.


Sebagian besar dari mereka yang semula menentang konfrontasi dengan penggunaan senjata api telah turut saat ini. Mereka yang tinggal, 

“... tetap di Pines, berterima kasih atas saran dan dukungan yang ditawarkan para prajurit yang berpengalaman. Mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa bergantung pada orang-orang Kanehsatake untuk menjaga hutan pinus. Terlepas dari retorika mereka tentang mempertahankan Pohon Pinus sampai mati, sebagian besar Mohawk lokal tidak pernah melakukan konfrontasi dengan polisi, dan mereka tidak siap untuk mengangkat senjata ”(People of the Pines, hal. 65).

Kalah jumlah dua kali lipat, pada Mei dan awal Juni, dewan kota berusaha merevisi perintah yang pertama kali diberikan pada bulan April. namun Hakim, bagaimanapun, melihat tidak ada kebutuhan mendesak untuk membersihkan jalan dan memberitahu kedua belah pihak untuk bernegosiasi. Pada titik ini, kedua belah pihak tidak lagi bertemu; negosiator federal bertindak sebagai perantara.

Pada akhir Mei, sebuah pondok kayu kecil dibangun di Pines. Sementara itu, pertemuan dewan kota Oka dipenuhi oleh warga urban yang marah, menuntut intervensi SQ.


Pada saat itu, prajurit mulai menggali parit sebagai persiapan mengantisipasi serangan polisi. Satu set perangkat night vision juga diperoleh. Meskipun ada kehadiran astral di kamp Pines yang dijaga ketat, pada kenyataannya terdapat juga beberapa orang di ditu . Banyak yang memiliki pekerjaan atau tanggung jawab keluarga. Pada akhir Mei, banyak yang kelelahan karena berjaga sepanjang malam di kamp:

“Sebagian besar prajurit telah pulang ke rumah di Akwesasne & Kahnawake, bahkan Mohawk Kanehsatake merasa komitmen mereka memudar. Seringkali tidak ada orang di pinus sama sekali. Tampaknya protes itu akan mati sendiri ”(People of the Pines, hal. 70-71).


Hanya sedikit orang di luar 3 wilayah Mohawk yang tahu tentang kamp protes. Pada akhir Mei dan awal Juni, sekelompok delegasi prajurit Kahnawake melakukan perjalanan ke wilayah Haudenosaunee di Ontario & New York untuk meminta dukungan. Di Kahnawake, uang dikumpulkan untuk membeli radio dua arah lagi, dan undian diadakan untuk persediaan makanan dan lainnya.




Prajurit mengangkat senapan dari atas mobil polisi yang terbalik di Oka roadblock di Quebec pada Juli 1990. Foto oleh Tom Hanson / The Canadian Press.

Pada 29 Juni 1990, turun instruksi lagi untuk upaya membersihkan blokade jalan. Kali ini diberikan. Di kamp, para perempuan mengadakan rapat setiap hari dan mereka memutuskan strategi di mana mereka mesti berada di garis terdepan, sementara para prajurit tetap senyap kecuali kondisi mengharuskan untuk penggunaan senjata.


5 Juli, Pemerintah Quebec mengeluarkan ultimatum: Mohawk harus menghapus blok-blok di jalan atau aparat akan mengambil tindakan paksa. Patroli SQ ditingkatkan. Para pejuang Mohawk tiba setiap hari dari Kahnawake dan Akwesasne.

Saat ini, posisi pertahanan ditingkatkan. blokade jalan di pintu utara diperkuat dengan sederetan blok beton. Bunker diperkuat dan parit digali, menghubungkan posisi depan ke posisi di belakang.

Pada 8 hingga 9 Juli, John Ciaccia, menteri Urusan Pribumi Quebec, menelepon walikota Oka Jean Ouellette dan memintanya agar ia tidak mengirimkan SQ.


Malam 10 Juli 1990, Mohawk menerima pesan dari petugas SQ bahwa polisi sedang mempersiapkan penggerebekan. Sepanjang malam, posisi pertahanan diperkuat. Lokasi bunker digeser dan dipasang perangkap booby (punji tongkat, bom pipa, kait ikan di dahan seukuran lutut dan pergelangan kaki, bersama dengan fish lines dengan kaleng dan kerikil di dalamnya).

11 JULI 1990 SERANGAN POLISI

Surete du Quebec (SQ) mendirikan blokade menurun dari blokade prajurit Mohawk,
11 Juni 1990.

Siang hari, Denise David-Tolley terjaga dari mimpi buruk. Dia bermimpi tentang serangan kekerasan dan kematian seseorang. Pukul 5:15 pagi, suara kendaraan konvoi terdengar dari kamp: dua truk sewaan besar diikuti oleh konvoi mobil polisi dan van tiba di halte jalan masuk selatan (dekat Hwy. 344). Petugas SQ bersenjata berat melompat keluar dari kendaraan dan mengambil posisi di sepanjang bahu jalan raya, sementara yang lain memanjat pohon dan masuk ke selokan, atau berjongkok ke belakang kendaraan.


Radio dua arah mengingatkan para prajurit di Pines, sementara telepon seluler digunakan untuk menghubungi para pejuang di Kahnawake.

600 meter jauhnya, di pintu masuk utara, sebuah van dan empat mobil patroli tiba. SQ yang bersenjata berat mengambil posisi. Secara keseluruhan, ada sekitar 100 perwira SQ dari unit intervensi taktis. Di Jalan Raya 344, ada juga beberapa selusin polisi anti huru hara.


Seorang komandan SQ menuntut untuk berbicara dengan perwakilan dari kamp. SQ menjelaskannya bahwa tidak akan ada negosiasi. Mohawk diberi waktu 5 menit untuk segera mengambil keputusan. Namun prajurit Mohawk meminta waktu diperpanjang hingga 45 menit untuk upacara (ritual) pembakaran tembakau.




Satu unit front end loader meggeser mobil patroli SQ untuk membuat barikade di Hwy 344. Dua kendaraan, bersama dengan 5 mobil lainnya, ditinggalkan oleh SQ
setelah serangan gagal pada 11 Juli 1990.

Sementara upacara tembakau masih berlanjut, dan tanpa peringatan, SQ mulai menembakkan tabung gas air mata terhadap para perempuan dan anak-anak Mohawk yang melaksanakan ritual tersebut. Sejurus kemudian angin tiba-tiba berhembus dan menyapu asap mengarah kembali ke SQ (yang lantas membuat mereka mengenakan masker gas).


Dalam situasi tersebut, seorang prajurit yang memakai nama sandi, Rambo, melarikan diri, meninggalkan AK-47 miliknya. Senapan tersebut kemudian dipungut Joe 'Stonecarver' David, seorang Mohawk yang telah mengkampanyekan perlawanan dengan senjata di semua musim.

Di Kahnawake, kewaspadaan meningkat. Selusin prajurit bertemu di dekat Mercier Bridge, sebuah jalur komuter penting ke Montreal.


"Mereka berdiri dengan gugup, mungkin sedikit takut dan tidak yakin bagaimana untuk melanjutkan" (People of the Pines, hal. 31).




The Mercier Bridge, sebuah jaringan komuter vital ke Montreal yang diblokade oleh para pejuang dari Kahnawake dalam solidaritas dengan Kanesatake Mohawks yang dimulai pada 11 Juli 1990.

Mark ‘Blackjack’ Montour kemudian mengarahkan mobilnya ke jalan raya, memblokir satu jalur lalu lintas. Saat ini, jam sibuk dengan ribuan mobil melintasi jembatan. Ada yang masuk ke parit untuk menghindari kendaraan Blackjack. Kemudian kendaraan prajurit kedua ditempatkan di jalan raya, membentuk 'V'. Namun, para pengendara terus maju di sekitar blokade jalan. Akhirnya, Blackjack dan prajurit lain mengeluarkan senapan serbu, membuat lalu lintas berhenti total. Mereka mulai memaksa semua pengendara untuk mundur.


Dibutuhkan 15 menit untuk menghentikan lalu lintas, dan dua jam lagi untuk memaksa lalu lintas kembali ke pinggiran Chatteauguay (dengan demikian menciptakan zona kosong untuk posisi Mohawk). Selama waktu yang sama, jalan raya dan persimpangan lain di dalam dan di sekitar Kahnawake juga diblokir oleh kelompok prajurit. Pada pukul 7 pagi, Jembatan Mercier telah direbut dan informasi ini diteruskan ke kamp pinus.

Pukul 7:30 pagi, loader dijalankan oleh polisi untuk membongkar barikade di Pines. Polisi terus menembakkan gas air mata secara sporadis dan granat gegar otak. Semakin banyak polisi berdatangan, di satu sisi bala bantuan Mohawk pun berdatangan, menyusup ke dalam Pines.

Pukul 08.30, loader bergerak menuju barikade Mohawk dan mulai membongkarnya. Prajurit Mohawk mundur dan petugas SQ mulai melompati barikade dan masuk mengambil posisi di Pines. Tembakan sempat dilepaskan dan baku tembak singkat terjadi antara prajurit dan polisi namun tidak secara intens (durasi: 30 detik).


Kopral Marcel Lemay, kena tembak dan tewas dalam
serangan 11 Juli 1990 dari polisi provinsi Quebec.
Seorang perwira SQ kena tembakan dan tewas: Kopral. Marcel Lemay, berusia 31 tahun. Peluru masuk melalui ketiak kirinya, tanpa pelindung rompi anti peluru. Dia dibunuh dengan peluru baja 'full metal-jacket' berkaliber 0,223 (senjata berat itu tidak pernah ditemukan & tidak jelas siapa yang menembakkan - Mohawk atau SQ?.

Polisi segera mundur, melompat masuk kendaraan mereka. Mereka meninggalkan enam van & cruiser, termasuk front-end loader. Kendaraan-kendaraan ini diperiksa untuk mencari senjata, loader kemudian digunakan untuk menghancurkan kendaraan lainnya sebagai barikade, dimulai dengan Gerbang Utama di Hwy. 344, menghadap kota Oka ke timur ..

Di Kahnawake, setelah 3 jam, semua jalan dan jalan raya yang melewati wilayah tersebut ditutup, barikade didirikan, dan semua kendaraan yang melintas diusir. Taktik ini pertama kali diterapkan pada 1988 setelah serangan besar-besaran RCMP terhadap penjual rokok keliling yang memberi diskon di Kahnawake. Pada saat itu, Mercier Bridge juga disita.

Seiring dengan posisi barikade di jembatan, para prajurit juga memanjat, memasang peledak palsu. Belakangan, di balik layar, mereka juga akan berpura-pura memotong baut di bagian-bagian jembatan dengan las obor.

KEKUATAN PRAJURIT PADA SAAT PENYERANGAN (11 JULI)
Ketika SQ pertama kali tiba pada pukul 5:15 pagi di Pines, ada sekira 30 prajurit yang hadir. Pada saat pertempuran api (8:40 pagi), terdapat 60-70 prajurit bersenjata. Sebagian besar termasuk senapan serbu, lima AR-15, full-auto CAR-15, RPK (senapan mesin ringan Soviet), tiga karabin M-1, lima SKS (senapan Soviet), dan versi penembak jitu dari M-14. Setidaknya 20 prajurit dipersenjatai dengan senapan berburu (0,303 & 0,22), senapan, dan beberapa pistol (9mm, 0,45 kal., Dan 357 magnum). Selain itu, para prajurit digadang-gadang telah memiliki ribuan amunisi peluru.


Setelah SQ mundur, barikade diperkuat dan prajurit melakukan sweeping, mengincar penembak jitu atau pengawasan polisi.


Beberapa senjata digunakan oleh prajurit pada 11 Juli 1990, termasuk senapan berburu dan AK47.
WARRIOR'S PREPARED FOR COUNTER-ATTACK
“Para Mohawk menduga bahwa polisi akan melakukan serangan balik tepat setelah matahari terbenam untuk mengambil peluang dengan memanfaatkan kegelapan lalu menyelinap masuk dengan senjata dan persediaan. Mereka juga menduga, polisi akan menggunakan alat berat untuk membongkar salah satu barikade ...


"Bekerja menggunakan loader, Mohawk menggali parit dan lubang perlindungan di seluruh perkemahan ... dekat jalan dan jalan raya, mereka mengangkut beberapa batang pohon yang tumbang dan diseret ke posisi yang akan dijadikan blokade ..." Tidak masuk akal bagi mereka untuk menunggu, ”tambah [Francis] Boots. "Kami pikir mereka akan mengerti bahwa semakin lama mereka mengambil, kami semakin menjadi kuat" (One Nation Under the Gun, hal. 207).



STRATEGI POLISI PADA 11 JULI 1990
“Sejumlah perwira senior SQ telah mengakui bahaya operasi di Pines dan telah merekomendasikan pengiriman tim khusus dari perunding kriminal. Namun mereka kehilangan dinamika internal tentang taktik. Seorang perwira kemudian mengatakan bahwa komandan polisi mengharapkan operasi yang relatif mudah, mengandalkan efek psikologis dari serangan kejutan pagi hari untuk membersihkan Mohawk. Ketika taktik itu gagal, mereka menggunakan taktik lain - gas air mata dan granat gegar otak - dalam upaya untuk menakut-nakuti Mohawks agar menyerahkan wilayah yang diduduki ”(People of the Pines, hal. 28).

PEMERINTAH TERKEJUT DENGAN PERLAWANAN
“Itu adalah pemberontakan bersenjata ... Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Polisi kami telah dikalahkan dan semua yang kami dengar para Mohawk berkeliaran dengan senjata. Meskipun hal ini bisa menjadi neraka buat kami — kota ditutup, polisi mundur dan para Mohawk berdiri di atas mobil polisi dengan AK-47 sambil meangcungkan senjata di atas kepalanya”(seorang pembantu tingkat atas untuk Bourassa perdana, dikutip dalam One Nation Under the Gun, hal 205).

THE SIEGE BEGINS (PENGEPUNGAN DIMULAI)
Selama 11 Juli malam, lebih banyak prajurit menyusup ke dalam pohon pinus. Sementara itu, pos pemeriksaan SQ telah menutup area tersebut. Kebanyakan prajurit menghabiskan malam dengan berpatroli atau bersiaga di bunker dan barikade (Gerbang Utama, Sektor 5, Pantai China, & Kutub Utara). Di Kutub Utara, dikelilingi oleh ladang jagung dan padang rumput yang terbuka, jauh dari posisi lain, para prajurit kesulitan menemukan sukarelawan untuk tugas berjaga-jaga.


Di Kanehsatake, makanan di toko-toko begitu cepat habis, sementara pos pemeriksaan SQ mengcegat pasokan makanan dan persediaan medis. Para Mohawk ditilang, kendaraan mereka diperiksa, dan bahkan proses pelucutan (menelanjangi) dilakukan. Selama dan setelah pengepungan, pelecehan polisi terhadap para Mohawk terus berlanjut.


Salah satu kendaraan SQ yang ditinggalkan, 11 Juli 1990.

Sementara itu, menteri keamanan publik Quebec Sam Elkas telah meminta bantuan militer pada 12 Juli. Prajurit dari Resimen Royal 22e secara diam-diam dikirim ke Oka & Kahnawake. Senapan serbu C-7, perangkat penglihatan malam, dan rompi anti-peluru dirakit untuk polisi, dan pengangkut personel lapis baja Grizzly dikirim ke Montreal dari Canadian Forces Base (CFB) Valcartier.



Di Kanehsatake, akses media langsung dibatasi namun sulit dikendalikan. Pada 11 Juli, beberapa wartawan film dipukul oleh SQ. Delegasi dari organisasi hak asasi manusia juga tak mendapat akses ke Kanehsatake. Beberapa media mulai menyelinap melewati garis polisi untuk sampai ke posisi prajurit Mohawk. Baik pengamat media dan hak asasi manusia akan dilucuti dan ditahan oleh SQ bersama militer sepanjang musim panas, serta menarget massa putih (urbanis).

17 Juli, konvoi Palang Merah membawa makanan, dan pusat kebugaran di Kanehsatake dijadikan bank makanan darurat. Pada minggu kedua pengepungan, terjadi kekurangan makanan yang kronis. Di Montreal, Asosiasi Perempuan Pribumi Quebec (the Quebec Native Women’s Association) mendirikan depot makanan dan dibanjiri donasi. Gereja dan gerakan sosial lainnya juga mengumpulkan makanan dan persediaan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana memasukkannya ke komunitas.

Meskipun setiap jalan raya dan jalan menuju Kanehsatake diblokir oleh SQ, prajurit Mohawk segera menyadari bahwa mereka tidak pergi jauh dari jalan, dan tidak pernah memasuki hutan. Makanan dan pasokan kemudian dibawa oleh pelari melintasi ladang dan melalui hutan (bersamaan dengan pengiriman yang sesekali diizinkan melalui jalur SQ / militer). Sukarelawan prajurit dari Kahnawake juga terus menyusup ke dalam pohon pinus. perahu sering digunakan untuk menyelundupkan prajurit ke dalam & keluar, serta senjata, amunisi, dan perlengkapan kamuflase. Kapal-kapal polisi kadang-kadang melepaskan tembakan ketika mencegat pengiriman ini.

KURANGNYA PENGALAMAN MILITER DI KANEHSATAKE (FASE AWAL)
Dengan pengecualian beberapa prajurit yang pernah bertugas di Angkatan Darat AS, sebagian besar prajurit di Kanehsatake tidak memiliki pelatihan militer formal. Sebagian telah menerima instruksi terbatas di Ganienkeh, termasuk menggali parit dan menggunakan AK-47:


Tom Paul, Mi'kmaq Warrior diberi kode status “General” dengan AK-47.
“Kurangnya pengalaman militer di Kanehsatake terbukti dalam kenyataan bahwa tidak ada yang bertanggung jawab atas pertahanan wilayah itu. Organisasi itu sepenuhnya bertingkah semaunya. Membungkuk dalam bunker Sektor 5 di pintu masuk utara Pines, Stonecarver menunggu selama tiga hari agar seseorang muncul menggantikannya selama minggu pertama pengepungan. Beberapa "homeboys", kebanyakan Mohawk muda di usia dua puluhan yang belum pernah bergabung dalam pertarungan sampai penggerebekan di pagi hari mengambil alih bungker di tepi timur Pines, memandangi lapangan golf, yang kemudian dikenal sebagai pantai China.

“Para prajurit baru ini harus diawasi dengan seksama karena mereka dikenal sebagai pemarah dan pembuat onar yang suka mabuk dan menggunakan narkoba, atau, seperti Apache — pejuang Apache yang mengayunkan pedang dengan menantang dari atas barikade mobil polisi yang terbalik pada 11 Juli — mereka melambaikan senjata mereka tanpa pandang bulu. "Dia adalah seorang pria yang berlebihan," kenang Francis Boots. "Kami hampir mengurungnya dan kunci."


“Para prajurit yang lebih tua khawatir bahwa beberapa Mohawk yang bersenjata akan mendiskreditkan gerakan. Namun, dalam beberapa minggu pengepungan, banyak pria muda Kanehsatake di barikade telah pergi, beberapa dari mereka marah atau muak dengan negosiasi yang macet, sebagian lebih tertarik dengan gagasan tinggal di zona bebas polisi.  Daripada bertugas berjam-jam di Pinus ”(People of the Pines, p. 212).

AKTIVITAS KRIMINAL ANTI SOSIAL DI KANEHSATAKE
Dengan tidak adanya polisi, aktivitas kriminal anti-sosial meningkat. SQ mengizinkan alkohol masuk, dan segera setelah itu muncul masalah tentang pemuda yang mabuk dan masuk ke rumah-rumah. Beberapa prajurit, termasuk Lasagna (Ronald Cross) dan lain-lain, juga terlibat dalam pesta minum-minum sepanjang malam dan melakukan aksi vandalisme tempat tinggal.

Sebagai tanggapan, Kanehsatake Mohawk yang tidak berada di Pines, tetapi yang bertekad untuk tetap standby, mengatur patroli keamanan.

POLICE SURVEILLANCE EXPOSED (July 15)
Pada 15 Juli, satu unit ambulans menuju Kanehsatake dan dihentikan oleh prajurit yang menggeledah mencoba mengidentifikasi pengemudi dan empat orang lainnya. Seseorang dalam ambulans itu kemudian menelepon majikannya dan sejurus kemudian para prajurit itu memberi kesan seolah hendak melepaskan kendaraan mereka. Setelah keluar dari pandangan media, bagaimanapun, para prajurit mengcegatnya lagi dan menuntut untuk melihat identitas mereka satu persatu. Pistol ditodongkan tepat di kepala salah satu di antaranya, yang kemudian mengakui bahwa dia dan dua orang lainnya sebenarnya adalah polisi. Ambulans disuruh balik.

BALA BANTUAN DAN NEGOSIASI
15 Juli, sembilan orang dari suku Mi'kmaq tiba di Kahnawake. Keesokan harinya, empat dari mereka menyusup ke Kanehsatake, inc. Tom Paul (General) 48 tahun. Mereka tiba dengan penuh semangat meski letih dan sangat meningkatkan moral para pejuang. Selain itu, para pemimpin spiritual lainnya mulai berdatangan. Segera, Onen: to’ken Treatment Centre, di seberang jalan raya dari Pines, dijadikan sebagai pusat tempat negosiasi.


Tom Paul, prajurit Mi'kmaq di Oka 1990, dengan kode status “Umum.”
Mohawk memiliki sejumlah daftar tuntutan, termasuk hak atas tanah yang disengketakan; penarikan polisi dari semua wilayah Mohawk (inc. Kahnawake, Ganienkah, & Akwesasne), periode pergerakan bebas selama 48 jam di atau keluar dari Kahnawake dan Kanehsatake, dan rujukan semua sengketa lahan yang timbul dari konflik ke Pengadilan Dunia di Den Haag.

Para Mohawk juga memiliki 3 tuntutan sebagai pra-kondisi untuk negosiasi lebih lanjut yaitu: akses gratis untuk makanan, akses tanpa hambatan ke ibu klan dan penasihat spiritual, dan penempatan pengamat hak asasi manusia internasional.

Baik pemerintah federal dan provinsi menolak tuntutan ini. Meskipun mengutuk para pejuang sebagai penjahat dan teroris, pejabat pemerintah terus diam-diam bertemu dengan para prajurit senior Mohawk di suatu hotel yang berada di Montreal pada awal Agustus.

Pada 1 Agustus, wakil ketua Assembly of First Nations (AFN), Ovide Mercredi mengunjungi Kanehsatake dan diminta untuk menghadirkan penasehat teknis. Pada 4 Agustus, pengacara dan penasihat AFN datang namun para Mohawk tidak mempercayai mereka, dianggap sebagai mata-mata pemerintah.


Pada 5 Agustus, pemerintah Quebec mengeluarkan ultimatum 48 jam bagi Mohawk untuk mulai membubarkan barikade. Pada 7 Agustus, para prajurit malah memperkuat posisinya. Keesokan harinya, perdana menteri Quebec, Robert Bourassa, menyerukan Undang-undang Pertahanan Nasional dan meminta the Canadian Armed Forces (Angkatan Bersenjata Kanada) untuk mengganti SQ.

RESPONSE OF WHITE POPUATION
Sepanjang pengepungan, ribuan warga kulit putih Oka dan Chateaguay menunjukkan sikap rasial dan kebencian terhadap Mohawk. Mohawk dikepung oleh massa putih dan diserang. Barikade polisi menjadi titik kumpul bagi massa yang mengejek para pejuang, yang posisinya hanya beberapa ratus meter. Mereka juga meneriakkan “Bring in the Army”  ("datangkan angkatan darat") dan “biadab.” Pada bulan Agustus, hal ini menjadi rutinitas sehari-hari sembari minum dan berpesta, dan massa putih berjumlah 8.000-an.

Pada malam hari, patung (simbol) prajurit digantung pada tiang lampu dan dibakar. Pertengahan Agustus, massa kulit putih mulai bereaksi dengan melakukan keonaran, juga menyerang polisi anti huru hara SQ & RCMP dengan batu, tongkat, Molotov, dan lain-lain.


Sebagai tanggapan, Kahnawake bersiap dengan meluasnya potensi massa putih sebagai bagian dari sistem barikade, yang tetap waspada sepanjang musim panas.

KAHNAWAKE: PENGORGANISASIAN PERGERAKAN MASYARAKAT


"Masuklah ke Kahnawake."
Di Kahnawake, yang populasinya sekira 6800, krisis membawa semua faksi komunitas bersama-sama dalam satu kesatuan pertahanan. Self-organisation dalam masyarakat termasuk komunikasi, distribusi makanan, persediaan medis, dan bensin. Stasiun radio komunitas, CKRK, menjadi pusat komunikasi utama dan sumber informasi. Bahkan para prajurit yang bertugas di barikade diberi makan dan diberitahu:

“Satuan tugas media juga mengirim para kurir secara bergiliran ke semua barikade dan membagikan salinan siaran pers untuk Rotiskenrahkete (seorang prajurit). Laporan-laporan ini memuat berita harian ... orang-orang di barikade tidak merasa ditinggalkan & terisolasi dari masyarakat lainnya ”(Memasuki Zona Perang, h. 125).

Pada awalnya, ada sedikit organisasi barikade di Kahnawake. Setelah shift dan jadwal dibuat, situasi membaik. Veteran perang Kahnawake diminta untuk membantu, karena banyak prajurit muda tidak tahu bagaimana membangun bunker atau melakukan patroli. Cabang asosiasi di Kahnawake mempunyai kurang lebih 120 anggota pada saat itu.


Setiap skuad terdiri dari 5 pria dengan pemimpin regu yang terorganisir. Di puncak pengorganisasian, prajurit memiliki 2 pemimpin regu dan sebanyak 40 prajurit per shift di tempatkan di setiap pos pemeriksaan jalan raya. Ketika dukungan untuk barikade tumbuh, sebanyak 600 orang bertugas secara bergulir. Banyak Mohawk yang melayani militer AS atau Kanada ketika meminta izin dan pulang ke rumah.

Kahnawake berfungsi sebagai titik kumpul utama para pejuang. Pada pertengahan Juli, permintaan bantuan logistik dikirim ke Onedias di Ontario (sekutu terdekat Mohawk). Sekira 100 prajurit Onedia dari Ontario, NY, dan Wisconsin tiba. Sebagian besar tinggal di Kahnawake, sementara sebagian melakukan infiltrasi ke Kanehsatake.

Secara keseluruhan, ada 14 bunker & barikade di Kahnawake. Bunker ditempatkan di kedua sisi barikade jalan untuk pertahanan yang lebih aman. Di sekitar bunker dan di tiap area yang memungkinkan pasukan musuh dapat menjepit mereka, jebakan (inc. Punji stick, fishhooks) Ditempatkan. Bunker lain digunakan sebagai umpan. Kemudian di musim panas, serangkaian parit perangkap tangki digali di dekat barikade untuk menghalangi APC.

Markas besar masyarakat pejuang Kahnawake dipindahkan ke lokasi rahasia di dalam desa, sebagai markas resmi — berdekatan dengan Longhouse — target begitu jelas.

Terdapat dua rencana Strategi pertahanan Kahnawake: A dan B. Rencana A terdiri dari barikade utama di setiap tepi jalan raya cadangan. Para prajurit paham bahwa mereka tidak akan bisa menahan posisi ini jika militer menyerang. Rencana Posisi adalah lokasi taktis yang buruk karena mereka bakal dikepung dari jalan raya yang terbuka.

Rencana B terdiri dari posisi mundur di pinggiran desa itu sendiri, termasuk sebagai medan tempur yang megntungkan untuk pertahanan alami. Jika militer berhasil melewati posisi sekunder ini, para pejuang akan mengobarkan perang gerilya dalam pertempuran dari rumah ke rumah.

USE OF DECEPTION/PSYCHOLOGICAL WARFARE BY WARRIORS
“Peperangan psikologis adalah elemen penting dari strategi Mohawk. Setelah tentara mencantumkan nama-nama teknis senapan mesin yang mereka klaim tak dimiliki prajurit Mohawk, para prajurit mulai menggunakan nama-nama itu dalam komunikasi radio mereka — untuk mengintimidasi tentara agar berpikir bahwa mereka benar-benar memiliki perangkat keras.



“Dengan mengambil keuntungan psikologis mereka selangkah lebih maju, Mohawk menggunakan berbagai perangkat rakitan sendiri untuk meniru senjata bertenaga tinggi yang menurut tentara mereka miliki. Alat pemotong melingkar yang digunakan untuk pemotong besi menjadi peluncur roket M72 imitasi. Sebuah tabung pipa hitam biasa ditempatkan di belakang truk pick-up dan disamarkan sehingga menyerupai peluncur rudal anti-tank. Tipu muslihat ini bekerja. Ketika tentara membagikan alat persenjataan prajurit pada akhir Agustus, itu termasuk foto M72 ”(People of the Pines, pp. 244-45).
"Kami mempermainkan ketakutan mereka dan membiarkan imajinasi kami seakan bermain game dengan mereka," kata Cookie McComber, salah satu asisten komandan perang. “Itu adalah paranoia mereka. Mereka menganggap hal itu begitu serius ”(People of the Pines, hal. 245).

“Para prajurit menutup kotak sepatu kosong berwarna hitam, lalu digantung pada punggung, dan kemudian mereka memanjat Jembatan Mercier untuk membuat SQ berpikir bahwa mereka sedang menanam peledak di jembatan. Mereka menggunakan obor las pada besi bekas, di belakang tirai, untuk membuatnya tampak seolah-olah mereka sedang memotong baut melonggarkan pengait jembatan. Dan mereka berkeliaran di sekitar lapangan terbuka, melihat peta, lalu mereka berpura-pura memilih jalur mana yang mesti dilalui sebagai ladang ranjau. Itu semua bagian dari strategi yang disengaja untuk membuat musuh  lengah dan bingung. "Itu seperti permainan catur," kata Little Marine. “Mereka tidak tahu siapa kami, mereka tidak tahu apa yang diharapkan,” tambah Michael Thomas, pemimpin ksatria lainnya ”(People of the Pines, hal. 245).

Pada tahun 1988, ketika Jembatan Mercier disita sebagai tanggapan atas serangan RCMP atas Kahnawake, para pejuang menampilkan kaliber .50. senapan mesin, tetapi saat dilaporkan itu hanya merupakan WW2 yang tua, rusak.

Setelah serangan SQ awal pada 11 Juli, para insurgen Mohawk menggunakan komunikasi radio untuk memberi kesan bahwa jumlah personilnya bertambah banyak daripada sebelumnya.

SENJATA DI KAHNAWAKE
Ada sekitar 600 pucuk senjata di tangan prajurit Mohawk di Kahnawake (jumlah ini sama dengan jumlah prajurit bersenjata yang terlibat). Senjata-senjata ini termasuk AK-47, senapan berburu, senapan, pistol, dan kaliber .50-kaliber .50. Sepanjang musim panas, para prajurit juga terus membeli senjata, amunisi, & peralatan. Pada minggu ketiga atau keempat krisis, misalnya, pengiriman 80 AK-47 diselundupkan ke Kahnawake.

Meskipun mereka hanya berpura-pura memasang kawat Mercier Bridge dengan bahan peledak, prajurit Mohawk dapat dengan mudah menggunakan bahan peledak dari perusahaan konstruksi lokal di Kahnawake sendiri.

AKSI SOLIDARITAS: BC & KANADA

“Dari semua protes di Kanada, yang paling intens terjadi di SM, dimana militansi penduduk asli telah tumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir — terutama karena pemerintah BC telah secara konsisten menolak untuk merundingkan soal reklaim tanah Indian. Hal ini merupakan satu-satunya alasan karena pemerintah Kanada menolak dengan tegas seluruh konsep hak atas tanah adat.

“Pada akhir Juli, barikade Indian telah didirikan di 7 jalan dan jalur kereta api di BC, awalnya sebagai isyarat dukungan untuk para insurgen Mohawk, tetapi hal itu hanya sebagai taktik agar dapat bernegosiasi dengan Pemerintah Provinsi demi keadilan. Blokade tersebut mendatangkan kekacauan pada industri pariwisata dan pusat kehutanan SM, lalu lintas kereta api di pedalaman provinsi pun berhenti, dan menghasilkan kerugian $ 750.000 per hari ke BC Rail ”(People of the Pines, pp. 281-281).

Blokade jalur kereta api St’at’imc di Seton Lake dibubarkan (dibongkar) pada 24 Agustus oleh 60 RCMP dengan tongkat dan anjing. 16 orang ditangkap. Beberapa jam kemudian, Lil'wat di Mt. Currie kembali memblokir jalur kereta api yang sama, sekitar 100 km ke selatan. Ini juga dibongkar oleh RCMP.

Prajurit berjaga-jaga dan membaca cerita lucu di koran Kanesatake, 1990.
Di Ontario utara, Anicinabe dekat Longlac (Long Lake) Jalan Raya Trans-Canada diblokir pada awal Agustus. Hingga 13 Agustus mereka juga memblokir CN Rail selama seminggu lebih (menghabiskan $ 2,6 juta pendapatan setiap hari). Pada 19 Agustus, lebih dari 200 Polisi Provinsi Ontario dikirim ke Lonclac untuk menegakkan perintah pengadilan dan membersihkan blokade.
Semnetara itu jalur kereta api Pasifik Kanada terdekat Pic Mobert & Pays Plat juga diblokir gerombolan. Ketika perintah pengadilan diperoleh oleh pejabat kereta api, blokade lain akan dibentuk oleh gerombolan lain.

Pada pertengahan Agustus, jembatan kereta api di Alberta timur laut dibakar. Di akhir Agustus, beberapa jam setelah RCMP membuka jalur kereta api di Seton Lake, BC, jembatan kereta api Seton Portage mengalami kerusakan karena terbakar.

Menanggapi blokade rel, seorang petugas CP Rail, John Cox, menyatakan:

“Hampir semua lalu lintas penghubung benua kami telah terganggu. Kami berada pada posisi mengiba pada gerombolan individu & keputusan apa pun yang mereka buat ”(Memasuki Zona Perang, hal. 147).

Pada awal September, setelah militer maju ke wilayah Mohawk, 5 menara hidro-listrik ditebang di barat daya Ontario. Jembatan kereta api juga dibakar di wilayah yang sama.

Di Alberta selatan, Peigan Lonefighters mulai mengalihkan Sungai Oldman dari bendungan yang baru setengah dibangun. Pada 7 September, puluhan RCMP mengawal pegawai provinsi dan alat berat untuk memperbaiki tanggul yang telah dialihkan oleh Peigan. Tembakan peringatan dan pengepungan selama 33 jam terjadi. Milton Born With A Tooth (prajurit Mohawk) ditangkap dengan tuduhan melakukan serangan senjata berat.

Di luar Kanehsatake atau Oka, ratusan pendukung berkumpul di sebuah kamp solidaritas (dijuluki Oka Peace Camp). Penduduk indian dari seluruh Amerika Utara tiba dengan berkendara dan melakukan konvoi sepanjang musim panas, dan menggelar demonstrasi besar-besaran.

PEJABAT BERTEMU PRAJURIT BERTOPENG

Pada 12 Agustus, Menteri Urusan Federal Indian Tom Siddon, dan menteri Urusan Pribumi Quebec Ciaccia, bertemu dengan Mohawk di belakang barikade. Mereka menandatangani perjanjian yang menjamin akses makanan, persediaan medis, penasihat spiritual dan pengamat hukum. Seorang prajurit bertopeng juga turut menandatangani MoU itu sebagai bagian Tim negosiator Mohawk yang ditambahkan saat menit terakhir.

Hari itu juga, lebih dari 3.000 warga yang marah berbaris menuju pos pemeriksaan SQ, tempat terjadi kerusuhan. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Hal ini merupakan buntut dari kerusuhan keesokan harinya.

KEKHAWATIRAN MILITER TENTANG DEPLOYMENT
Deployment of Canadian Armed Forces diperdebatkan pada tingkat pemerintahan tertinggi. Lt-General Foster secara terbuka memperingatkan serangan militer penuh terhadap Mohawk.

"Seorang pejabat federal senior mengaku secara pribadi saat pertengahan Agustus bahwa kemungkinan akan terjadi pengunduran diri di antara komandan puncak tentara jika Bourassa memerintahkan mereka untuk menyerang barikade Mohawk" (People of the Pines, hal. 298).

Militer menghitung bahwa serangan akan membutuhkan evakuasi semua orang dalam radius 10 km dari Mercier Bridge, sekira 100.000 orang. Serangan ini pertama-tama terdiri dari tank Leopard untuk membongkar barikade, diikuti oleh APC dan infanteri.

EMPLOYMENT OF CANADIAN ARMED FORCES (Aug 15)
Fajar menyinsing pada 15 Agustus, Brigade Mekanik ke-5 mulai penyebaran 600 tentara. Pasukan ini meluncur ke St. Remi, selatan Chateauguay, dan mendirikan kemah. Banyak sekali tentara yang dikerahkan di dekat St. Hubert, St. Benoit, dan di Blainville.
Secara keseluruhan, 4.500 tentara dengan lebih dari seribu kendaraan, tank Leopard, Grizzly & M113 APC, truk, potongan artileri, dan peralatan lainnya, sudah ada pada 20 Agustus. Selain itu, ada helikopter, pesawat pengintai Aurora, dan kapal laut di terusan St. Lawrence.

MILITER MENGAMBIL KENDALI (20 AGUSTUS)


Tentara dari Resimen 22 Kerajaan di Oka, 1990.
Pada 20 Agustus, militer pindah untuk mengambil alih posisi SQ. Banyak Mohawk senang melihat SQ yang dibenci cuti.

Di Kahnawake, dimana terdapat lebih banyak dokter militer di antara para prajurit, komunikasi dibentuk dan pertemuan diatur antara komandan militer dan prajurit senior Mohawk. Tidak demikian halnya di Kanehsatake, di situ para prajurit menolak untuk bertemu dengan tentara. Sebagai gantinya, sebuah delegasi diorganisir oleh kelompok non kombatan.

Ketika delegasi Kanehsatake bertemu dengan komandan militer, mereka ditunjukkan posisi dimana tentara akan ditempatkan, termasuk di samping barikade Kutub Utara. Tetapi pos yang terisolasi ini tidak dijaga, dan militer akan segera melihat gertakan para Mohawk. Meskipun para prajurit Mohawk menolak hal ini, tentara tetap ditempatkan 400 meter di selatan Kutub Utara, menyebabkan mereka memutuskan negosiasi lebih lanjut.

Di Kahnawake, kurangnya pengalaman serta terjadinya ketegangan antara militer dan pembela HAM yang merupakan keprihatinan terbesar. Sebagian tentara meminta agar helikopter militer memindahkan mereka ke Kanehsatake:

“Helikopter itu mendarat di Hwy. 344, dekat posisi baru tentara di tepi Oka ... Ketika 3 tentara muncul dari pesawat, mereka mengenakan seragam hitam untuk mengingatkan semua orang bahwa mereka merupakan pasukan profesional. Sementara para perwira militer hanya menunggu di helikopter, para prajurit Kahnawake naik ke bukit di pusat pengobatan…

Pengangkut personel lapis baja di jalan raya dekat Kanesatake.
"Banyak Mohawk di TC tidak begitu terkesan dengan tentara seragam hitam, atau karena juga desakan para pejuang Kahnawake bahwa protokol yang sama harus diterapkan juga antara tentara dan para prajurit di Kanehsatake seperti yang telah dibangun di Kahnawake" ( People of the Pines, hal. 308-309).
Salah satu perjanjian di Kahnawake adalah ketika para prajurit dan tentara saling bertemu saat patroli, masing-masing pihak harus mengayunkan senapannya.
Pada 21 Agustus, negosiasi di Kanehsatake dibuka kembali. Mohawk menuntut pengakuan kedaulatan mereka, tidak ada penangkapan, dan negosiasi strategis untuk menentukan dan menyatukan kembali wilayah Mohawk.

Pada 23 Agustus, militer kembali maju ke Kutub Utara dengan APC, kemudian mendirikan posisi baru dengan memasang kawat berduri.

ATRISI DI KANEHSATAKE (SEBELUM 20 AGUSTUS)

“Banyak dari mereka yang telah berada di Kanehsatake selama minggu-minggu pertama pengepungan telah meninggalkan barikade pada saat tentara bergerak masuk. Beberapa dari mereka merasa bosan atau lelah setelah berpatroli setiap malam yang tak ada habisnya; yang lain hanya hilang kepercayaan atas negosiasi ”(People of the Pines, hal. 308).

PANDANGAN TENTARA TENTANG KEDAULATAN ADAT

Seorang pasukan tentara Kanada yang diwawancarai oleh media menyatakan pandangannya tentang Mohawk:

“Orang-orang yakin bahwa mereka benar. Mereka memiliki patriotisme tertentu. Sayangnya, mereka mengesampingkan aturan pemerintah kulit putih kita. Mereka berada dalam lingkaran setan. Selama kami tidak mengenali mereka sebagai bangsa dengan kekuatan pelindungnya sendiri, kami tidak bisa terima yaitu mereka tidak boleh memanggul senjata militer. Tetapi ketika mereka tidak memiliki senjata militer, mereka tidak akan dapat menegaskan hak mereka sebagai sebuah bangsa ”(People of the Pines, hal. 314).


Grafiti rasis di sisi kendaraan lapis baja Pasukan Kanada.

TENTARA DIPERINTAHKAN MEMBONGKAR BARIKADE (27 AGUSTUS)

27 Agustus, setelah negosiasi yang gagal berhari-hari, perdana menteri Quebec, Robert Bourassa menyatakan negosiasi batal dan meminta tentara untuk membongkar barikade Mohawk. Di Kanehsatake, pasukan menuju palang merah. Keesokan harinya, otoritas keamanan sipil pergi dari pintu ke pintu di Oka menasihati semua warga yang tersisa untuk mengungsi. Palang Merah membawa tandu dan tas mayat. Overhead, dua pesawat tempur Pasukan Kanada unjuk kekuatan terbang di atas Kahanwake dan Kanehstake.

SERANGAN TERHADAP KONVOI MOHAWK, KAHNAWAKE (28 AGUSTUS)

Sore hari 28 Agustus, beberapa penduduk Kahnawake juga mulai mengevakuasi sekira 70 kendaraan yang melakukan konvoi, kebanyakan perempuan, anak-anak, dan orang tua. Mereka menggunakan pintu keluar utara dekat Mercier Bridge, tetapi ditahan oleh SQ, yang mengincar setiap kendaraan dan menunda mereka selama lebih dari 2 jam. Sementara itu, stasiun radio lokal (termasuk CJMS Montreal) menyiarkan lokasi konvoi. Pada saat konvoi sedang berlangsung, gerombolan kulit putih berjumlah lebih dari 500 telah berkumpul. Mereka mulai melempar para pengendara Mohawk menggunakan batu, menghancurkan kaca jendela dan melukai orang di dalamnya. Satu sesepuh, Joe Armstrong (71 tahun) dipukul pada bagian dada dengan batu besar. Dia wafat satu minggu kemudian karena serangan jantung. Meskipun terdapat sekira 30-40 polisi yang bisa menangani, mereka tidak berusaha mencegah lemparan batu.
(lihat video: Insiden di Whiskey Trench, oleh Alanis Obamsawin, NFB).

PENGAMAT HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL DIPERINTAHKAN KELUAR

Para petugas keamanan putih dan polisi juga mengganggu para pengamat hak asasi manusia. Terkadang mereka harus diterbangkan keluar masuk Kahnawake dengan helikopter.

"Satu-satunya personal yang memperlakukan saya dengan cara yang beradab dalam hal ini di sini di Kanada adalah Mohawk," kata Finn Lynghjem, seorang hakim Norwegia. "Tentara dan polisi tidak melakukan apa-apa. Ini sangat merendahkan ... merendahkan kita, dan mungkin lebih merendahkan pemerintah yang tidak bisa memberi kita akses” (People of the Pines, hlm. 321).

Setelah pengumuman Bourassa bahwa negosiasi telah selesai (27 Agustus), semua pengamat internasional diperintahkan untuk pergi. Setelah kepergian mereka, pengamat gereja dan aktivis hak asasi manusia setempat melangkah masuk untuk menggantikan mereka.

ATRISI PRAJURIT KAHNAWAKE (27 AGUSTUS) 

Pada akhir Agustus, dukungan untuk barikade di Kahnawake, yang begitu kuat di sebagian besar musim panas, mulai menurun. Pada hari-hari terakhir bulan Agustus, hanya sekitar sepuluh prajurit bersenjata AK-47yang masih bertugas, sementara yang lain hanya memiliki senapan biasa dan senapan kaliber .22. Beberapa barikade tidak lebih dari 2-3 prajurit.

KAHNAWAKE MENYUARAKAN PEMBONGKARAN BARIKADE (28 AGUSTUS)

Setelah Bourassa mengakhiri negosiasi (27 Agustus), Kahnawake melakukan rapat untuk membuat keputusan:

"Salah satu pemimpin pasukan kombatan, dengan nama sandi Little Marine, bertanya pada para prajurit apakah mereka bersedia menarik pelatuk jika tentara berguling." Berapa banyak orang di sini yang bersedia untuk menembak? "Tanyanya. "Siapa yang bersedia memberi perintah untuk menembak? Jika Anda terus mundur (tanpa menembak) Anda akan terlihat seperti sekelompok orang bodoh. "Sebagian besar prajurit mengakui bahwa mereka tidak bersedia melepaskan tembakan." (People of The Pines, hlm. 329).

Sekitar 80% suara sepakat membongkar barikade.

ANGKATAN DARAT MENIRU ANGKATAN UDARA (28 AGUSTUS)


Prajurit dengan senapan CAR-15.
Malam 28 Agustus, helikopter militer terbang rendah di atas Kahnawake dan kemudian naik lagi, kabar yang beredar bahwa hal itu hanya untuk menciptakan kesan bahwa pesawat kecil telah mendarat dan lepas landas. Hal ini juga yang dilaporkan ke media. Menurut POTP, hal itu hanya untuk mengelabui pejabat pemerintah yang bersikeras pada opsi invasi militer, penangkapan prajurit, dan penyitaan senjata. Air-lift palsu digunakan sebagai dalih oleh komandan militer untuk tidak menyerbu Kahnawake:

“Jika para prajurit ingin melarikan diri, ada cara yang jauh lebih mudah untuk melakukannya daripada dengan naik pesawat di tengah badai. Sepanjang musim panas, para prajurit telah datang dan pergi dengan mobil, dengan perahu, atau berjalan kaki melewati semak-semak. Pada akhir kebuntuan, sebagian besar prajurit hanya tinggal di Kahnawake, melepas topeng mereka, menyembunyikan senjata mereka, dan menyatu kembali ke masyarakat. Tempat paling aman untuk senjata adalah di desa, di mana polisi tidak mungkin masuk… sebagian besar disembunyikan lalu nanti diambil lagi— di ruang bawah tanah atau di luar pemakaman ”(People of the Pines, p. 334).

Kahnawake Barricades Dismantled (29 Agustus)

Pada 29 Agustus, Mohawk dan tentara mulai membongkar barikade di sekitar Kahnawake. Berdasarkan perjanjian dengan tentara militer, prajurit bertopeng dan prajurit kombatan yang tidak membawa senjata tidak akan ditangkap. Secara keseluruhan, diperlukan 8 hari lagi untuk membongkar barikade dan membuka kembali Mercier Bridge.

KANEHSAKE TETAP MELAWAN (29 AGUSTUS)

Pembongkaran barikade Kahnawake disiarkan langsung di TV pada 29 Agustus, dan inilah cara para prajurit Kanehsatake mempelajarinya. Beberapa merasa kehilangan semangat dan bahkan merasa dikhianati.

“Sekelompok kecil prajurit yang tersisa di Kanehsatake adalah yang paling militan dan tanpa kompromi dari semua Mohawk. Ketika mereka menjadi lebih terisolasi, ketegangan bertambah buruk. ”(People of the Pines, hal. 335).

KETEGANGAN PRAJURIT

Hubungan antara Mohawk di Kanehsatake dan militer semakin menegang. Beberapa insiden hampir memicu penembakan. Pemicunya dimulai oleh tentara, yang terus menguji garis depan Mohawk. Suatu malam, tentara menyelinap masuk dan mencuri bendera Mohawk.

MILITARY OFFERS "ESCAPE ROUTE"

Di pos pemeriksaan militer, gulungan kawat duri di jalan masuk dan keluar di Kanehsatake bertanda bahwa militer akan mengepung daerah itu, tanpa jalan keluar. Bahkan, militer terus berharap para prajurit di Kanehsatake akan "menghilang" seperti yang mereka lakukan di Kahnawake.

Para prajurit diberitahu tentang koridor yang aman melalui hutan di utara Kanehsatake, yang kemudian dikenal sebagai pintu belakang. Selama negosiasi, perwira militer akan mengingatkan para prajurit Mohawk bahwa pintu belakang masih terbuka.

"Meskipun pemerintah federal secara terbuka mengutuk para prajurit dan berjanji untuk menuntut penegakan hukum pada mereka, pejabat federal jelas berharap bahwa para prajurit akan menghilang" (People of the Pines, hal. 341).

"Rute pelarian" ini juga disebutkan dalam Entering the War Zone, hal. 96-97.

Beberapa prajurit berpikir ini adalah tipuan, sementara yang lain tidak ingin meninggalkan posisi mereka. Beberapa ingin tetap tinggal sampai parlemen Kanada kembali duduk pada akhir September.

MASALAH ATRISI DAN DISIPLIN DI KANEHSATAKE (31 AGUSTUS)


(L-R) Mohawk Warriors- "Wizard" merokok melalui topengnya, "Boltpin". Wizard tahu bagaimana mendapatkan perhatian media. Mereka berhenti di kereta golf, dan Wizard mengeluarkan pisau, mulai memotong lubang di sekitar mulutnya sendiri, dan kemudian mulai merokok cerutu kecil melewatinya. Kanehsatake (Oka, Quebec) Media op. 29 Agustus 1990.Foto © Linda Dawn Hammond / IndyFoto.com ’90
Pada akhir Agustus, hanya ada 35 prajurit yang masih bertugas aktif di Kanehsatake. Dari jumlah itu, kurang dari selusin berasal dari komunitas. Sisanya berasal dari wilayah Mohawk lainnya, Oneida, Anicinabe, Mi'kmaq, dan lain-lain. Sejumlah orang Kanehsatake meletakan senjata mereka dan tinggal di rumah.

Pada tanggal 31 Agustus, satu keluarga setempat kembali ke rumahnya namun didapati telah rusak berantakan dan digeledah. Dua prajurit, Lasagna & Noriega, diyakini bertanggung jawab. Rapat dilakukan, sebagian ingin memberi hukuman, sementara yang lain ingin menyerahkannya kepada polisi. kabar beredar dan keduanya dinyatakan sebagai tersangka, keduanya kemudian menyerang orang-orang yang ingin menyerahkannya hingga dirawat di rumah sakit. Prajurit lainnya akhirnya melucuti senjata dan menahan Lasagna & Noriega.

MILITER BERSIAP MAJU (31 AGUSTUS)

“Sementara itu, tentara memobilisasi peralatannya dan memindahkan APC ke posisi dyang berdekatan dengan barikade. Komandan tentara, Letjen Kent Foster, telah menyimpulkan bahwa solusi yang dinegosiasikan untuk barikade Kanehsatake sangat tidak mungkin. Dengan pengangkatan kembali Mercier Bridge, kemungkinannya kecil bagi tentara untuk mengkhawatirkan pembalasan di Kahnawake jika pasukannya maju. Penyerangan terhadap Ronnie Bonspille & Francis Jacobs [oleh Lasagna, & Noriega] adalah dalih terakhir yang dibutuhkan tentara ”(People of the Pines, hal. 348).

Brigadir Jenderal Roy, komandan Brigade Mekanik ke-5, mempermasalahkan pernyataan akan majunya militer:

"Saya semakin khawatir tentang potensi kekerasan di daerah itu, mengingat ketegangan yang ada antara faksi-faksi Mohawk & jumlah dan jenis senjata yang mereka miliki ... Oleh karena itu saya memutuskan untuk menyesuaikan pengerahan pasukan saya dengan maksud memastikan keamanan warga sipil dan tentara saya di daerah tersebut. Ini bukan tindakan agresif atau tindakan ofensif ”(People of the Pines, hal. 349).

WARRIORS RETREAT TO TREATMENT CENTER (1 SEPTEMBER)

Pada 1 September, militer mulai maju. 400 pasukan dan beberapa APC digunakan. Barikade North Pole dan Zig-Zag di utara dan barat ditemukan tidak terjaga, akibat dari pengunduran para prajurit. Buldoser digunakan untuk menyingkirkan barikade, dan peluncuran APC. Mereka dibuntuti oleh puluhan SQ dalam peralatan anti huru hara. Di Sektor 5 (di ujung utara Pinus) juga, tentara di sana menemukan barikade yang ditinggalkan setelah satu prajurit menembak ke udara, lalu mundur.

Di dalam barikade Kanehsatake, bersama banyak perempuan & anak-anak, ada pun terdapat lebih dari selusin media yang tersisa. Sebagian besar pengepungan ini, pada kenyataannya, telah banyak didokumentasikan oleh media baik di luar jangkauan peliputan maupun di dalam perimeter militer.

Ketika militer melanjutkan serangannya, para prajurit menemukan patroli pengintai militer. Para prajurit mulai berteriak-teriak, berteriak dan berteriak kepada para tentara untuk menembak. Beberapa prajurit memuat AK-47 dan telah siaga menembak. Seorang pejuang senior, Mad Jap, bersama dengan beberapa perempuan, mencoba mengendalikan situasi ini. (adegan ini didokumentasikan dalam video Kanehsatake: 270 Tahun Perlawanan)

“Sekarang saya melihat kembali, itu benar-benar bodoh,” kata seorang prajurit. "Kita bisa dibantai dalam hitungan detik" (People of the Pines, hal. 352).

Ketika tentara kembali menggelar gulungan kawat silet di posisi barunya, para prajurit saling adu dengan tentara semacam ada dorongan hasrat untuk bertanding dengan tentara. Menjelang sore, tentara telah menangkap Hellhole, bunker terakhir di Pines (menghadap ke pemakaman). Ketika malam tiba, para prajurit semakin sedikit dalam wilayah di sekitar pusat pengobatan. Hanya 2 barikade yang tersisa: Gerbang Utama di Hwy. 344, barikade utama prajurit yang pertama kali didirikan pada 11 Juli, dan penghalang sementara dari pohon yang tumbang di jalan raya ke barat. Para pejuang itu terdemoralisasi.

Pada 2 September saat fajar, patroli tentara maju dengan waspada melalui pohon pinus. Helikopter militer terbang rendah di atas pepohonan.

“Dihadapkan dengan kekuatan luar biasa dari tentara modern, Mohawk tahu itu hampir tidak mungkin untuk mempertahankan barikade terakhir mereka di Hwy. 344. Sebaliknya, mereka memutuskan untuk berkonsentrasi melindungi benteng terakhir mereka di puncak tebing [pusat perawatan]. ”

“Pada pukul 08:15, dua puluh empat tentara dan 3 APC naik dari pinus ke Hwy. 344 dan bergerak cepat ke Gerbang Utama.
“Mereka menyesuaikan dengan keadaan setiap kali kami bergerak,” [Mayor] Tremblay memberi tahu wartawan. "Mereka tidak punya pilihan kecuali menarik diri" (People of the Pines, hal. 356).

Pada pukul 9:30 pagi, para prajurit sedang menggali bunker & parit di hutan di kedua sisi jalan yang menuju ke pusat perawatan (TC). Perilaku nekat dari para prajurit terus berlanjut. Lasagna berbaris menuju tentara di kawat duri dan berteriak teriak menantang perang. Ketika kamera merekamnya, dia menyatakan “Saya hanya ingin melihat wajah mereka sebelum saya membunuh mereka.”

"Prajurit lain, Jenderal, berjalan menuju perwira tentara di kawat duri. "Kami lelah menunggu," katanya kepada tentara itu. “Kamu berencana untuk membunuh kami semua di sini? Saya ingin tahu sekarang. Jika Anda akan membunuh kita semua, lakukan sekarang. ”
"Saya tidak memiliki kuasa tentang itu, Sir," kata perwira tentara itu kepada sang Jenderal Mohawk "(People of the Pines, hal. 357).

KURANG PELATIHAN MILITER: WARRIORS KANEHSATAKE (TAHAP MENENGAH)

“Tidak seperti prajurit Kahnawake, Mohawks di TC relatif muda & tidak berpengalaman. Bunker mereka dibangun dengan buruk, dan hanya memiliki sedikit keterampilan dalam strategi bertahan. Dari 30 prajurit di Kanehsatake, hanya dua ... yang memiliki pengalaman militer.

“Kurangnya pelatihan di antara Kanehsatake Mohawk merupakan sumber kekhawatiran bagi para pejuang veteran Kahnawake. Setiap kali tatap muka, misalnya, ini merupakan taktik militer yang buruk. Dengan berjalan ke arah tentara, para prajurit membuka diri terhadap musuhnya. "Mereka kehilangan daya mistik yang tidak diketahui," kata Michael Thomas, veteran tentara AS dan asisten kepala perang di Kahnawake. ‘Saat Kamu berada dalam bayang-bayang dan kamu tidak bisa dinilai, itu membuat musuh ketakutan. Yang tidak diketahui ini merupakan senjata mematikan yang bisa kamu gunakan. ”Menundukan padangan seseorang hingga gagal fokus ketika kontak mata. Mereka malah mengijinkan para tentara tampil berani dan gigih [prajurit sebagai tidak disiplin & irasional] ”(People of the Pines, hal.357).

GERBANG BARIKADE UTAMA DIBONGKAR (2 SEPTEMBER)

Tak lama setelah pukul 17:00, 2 September, satu unit buldoser militer membongkar gerbang utama barikade di Hwy. 344, setelah disasar regu bom. Untuk pertama kalinya sejak 11 Juli, jalan raya sekarang bebas dari barikade Mohawk.

Para prajurit menghabiskan malam yang menegangkan di bunker mereka, karena lampu sorot tentara menyapu hutan dan helikopter melintas di atas.

Keesokan paginya, pukul 7:30 pagi, lima tentara APC dan lima puluh Hwy maju. 344 menuju pintu masuk laneway ke TC. Warriors saling rebutan masuk ke bunker mereka. Pada titik ini, militer berhenti dan kembali menggulirkan kawat silet.

FINAL DEFENSIVE POSITIONS OF WARRIORS (3 SEPTEMBER)

“Pada titik ini [pagi 3 September], wilayah Mohawk telah berkurang ratusan meter persegi, dibatasi oleh Hwy. 344 di utara, the Lake of Two Mountains di selatan, dan jurang berhutan di sebelah timur dan barat. Mereka dikelilingi oleh 400 tentara yang dilengkapi dengan senapan mesin, senapan serbu, lusinan kendaraan lapis baja, dan helikopter militer. Tentara berpatroli di setiap sisi markas prajurit, termasuk pantai berbatu di danau. Terkurung dalam kawat silet, hanya terdapat 30 prajurit, 17 perempua, 7 anak-anak, dan segelintir penasehat”(People of the Pines, hal. 358).

Militer kemudian menelepon TC dan menuntut agar Mohawk segera menyerah. Mereka menolak. TC itu sendiri merupakan lokasi yang bisa memakan waktu cukup panjang untuk pengepungan. Ini adalah bangunan besar dengan dapur besar, asrama, dan freezer penuh makanan. Itu mudah untuk dipertahankan, menghadap ke tebing dan diapit oleh jurang yang curam. Ada juga telepon, komputer, dan faks (sampai dipotong oleh Angkatan Darat).

Penggerebekan di Longhouse Kahnawake pada 3 September 1990.

KAHNAWAKE-RAZIA DI RUMAH PANJANG (3 SEPTEMBER)

Sementara militer maju ke Kanehsatake, prajurit di Kahnawake berusaha merebut kembali Mercier Bridge. Pada pagi hari 3 September, lima belas prajurit pindah ke jembatan dan menambil senjata, termasuk senapan kaliber .50. Regu reparasi melarikan diri. Militer segera menanggapi dengan APC dan puluhan pasukan. Para prajurit mundur di sebuah van, yang mereka gunakan menuju kembali ke Kahnawake dan Longhouse. Di sini mereka diduga berusaha menyembunyikan senjatanya, tanpa disadari mereka sedang diawasi oleh helikopter militer.

Beberapa jam kemudian, konvoi APC berdatangan ke Kahnawake dan lebih dari 100 tentara & SQ mengepung Longhouse. Menurut komandan militer, dengan adanya senjata berarti para prajurit telah melanggar perjanjian bahwa tidak boleh memasuki Kahnawake.

Di Longhouse, para tentara berhadapan dengan perempuan Mohawk yang berjuang untuk mencegat mereka. Tentara memaksa masuk dan menemukan banyak senjata di dalamnya. Sebagian perempuan dan tentara terluka. Setelah serangan itu, militer tetap menempatkan APC-nya di pintu masuk desa, yang sekarang menguasai setengah wilayah Kahnawake.

TARGET PRAJURIT TINGGALKAN KAHNAWAKE (AWAL SEPTEMBER)

Selang berapa hari berikutnya, prajurit terkemuka disuruh meninggalkan Kahnawake; sebagian ditargetkan oleh SQ sebagai "pemimpin kelompok" dari masyarakat prajurit, sementara yang lain dianggap berbahaya karena mereka bersenjata berat dan siap untuk melawan penangkapan.

Di antaranya adalah Paul Deloronde, yang secara diam-diam melakukan perjalanan ke AS selatan dan menghindari polisi. Michael Thomas melakukan perjalanan ke Miami di bawah pengawasan, di mana dia ditangkap oleh polisi bersenjata lengkap.

KANEHSATAKE - NEGOSIASI DAN KONFLIK (3-6 SEPTEMBER)

Sepanjang malam 3 September, para prajurit di TC disilaukan lampu sorot dari APC yang ditempatkan di setiap sisi. Di atas kepala, helikopter terus mengitari area, sementara senjata api secara rutin ditembakkan oleh tentara.

Sebagai tanggapan, prajurit menyelamatkan lampu dari mesin Xerox dan kendaraan polisi yang ditinggalkan untuk menerangi posisi militer. Cermin dari kamar tidur dan kamar mandi di TC juga digunakan untuk memantulkan lampu sorot militer.

Keesokan harinya, tentara melanjutkan negosiasi. Para pejuang meminta waktu untuk menghadirkan negosiator mereka, mencoba untuk berkonsultasi dengan para pemimpin Mohawk dari wilayah lain. Tentara akan patuh, tetapi hanya jika para prajurit menyerahkan loader pengungkit yang digunakan untuk menggali bunker dan parit. Prajurit menolaknya.


Prajurit meminta kayu bakar dan batu-batu besar untuk membangun sebuah pondokan (sweatlodge). Tentara menolak. Saat ini, telepon dan faks masih berfungsi, serta listrik dan air mengalir. Selusin media masih ada di TC, meskipun militer telah memblokir aliran pasokannya.

Di tengah malam pada 5 September, tentara menyerang garis depan Mohawk dan mengambil cermin yang tidak dijaga. Pada malam 6 September, konfrontasi antara prajurit dan tentara meningkat. Tentara memperbaiki bayonet dan memotong terpal yang menghalangi pandangan mereka. Prajurit melempar cermin dan kelelawar ke arah tentara. Senjata di kedua pihak diisi.

Pemimpin senior Mohawk di Kanehsatake melihat bahaya prajurit muda berada dibawah tekanan yang mudah terprovokasi, dan memerintahkan mereka kembali dari garis depan.

SPUDWRENCH ASSAULT (Sept 7)

Pada dini hari 7 September, Spudwrench (Randy Horne) berada di bunker, kelelahan. Dia mengantuk dan tertidur. Tepat setelah jam 4 pagi, dia terjaga dimana tentara sudah berada di posisinya. Dalam perjuangan itu, Spudwrench dipukul dengan tongkat selagi kesadarannya belum pulih. Para prajurit berusaha untuk membawanya sebagai tahanan dan mulai menyeretnya pergi. Seorang pejuang terdekat di bunker lain mendengar keributan itu, dan menyorotkan senter ke arah para tentara, yang kemudian menjatuhkan tawanannya dan lari.

Spudwrench terluka di wajah dan shock. Dia dibawa ke TC, prajurit meminta bantuan medis dari militer. Ambulans naik ke TC. Seorang paramedis memberi saran kepada prajurit Mohawk bahwa Spudwrench harus dievakuasi ke rumah sakit. Petugas militer meyakinkan Mohawk bahwa Spudwrench akan dibawa kembali begitu dia baik-baik saja.

Mohawk menolak ini dan bersikeras menunggu dokter mereka sendiri, yang tiba pukul 8:30 pagi. Dia menyarankan bahwa Spudwrench harus dibawa ke rumah sakit. Satu ambulans pribadi yang dipanggil, tiba pada sore hari. Dua hari kemudian, dia dikeluarkan dari rumah sakit dan ditempatkan di tahanan militer. Pada 12 September, ia dituntut oleh SQ atas 5 dakwaan, termasuk kepemilikan senjata berbahaya dan sebagai perusuh.

MOHAWK PROPOSALS REJECTED
Banyak media yang meninggalkan TC, ada yang diperintahkan oleh majikan mereka (begitu kata mereka). Sementara itu, Mohawk menyusun proposal baru untuk pembebasan, yang ditolak oleh pemerintah.

“Provinsi [Quebec] tidak tertarik untuk bernegosiasi. Mengingat Jembatan Mercier sudah terbuka untuk lalu lintas dan para prajurit di bawah kendali militer, tidak ada tekanan pada pemerintah provinsi. Itu hanya akan membuat permainan semakin lama ”(People of the Pines, hlm. 373).

MILITER MEMPERKUAT POSISI (12 SEOTEMBER)

12 September, tentara membentengi posisi mereka dengan barisan kawat silet baru di pintu masuk  TC. Mereka juga mulai membangun platform observasi di pohon-pohon yang menghadap ke lahan TC. Negosiator tentara mendesak Mohawk untuk menyerah, dan mereka tak sabar saat memperingatkan mereka.

(Upacara Topeng Wajah Palsu) False Face Mask Ceremony (hatui) diadakan di malam hari. Pada pertengahan September di tengah udara dingin.

MEDIA PROPAGANDA ANGKATAN DARAT

Selama pengepungan, intelijen militer dan spesialis perang psikologis menganalisis media dari seluruh Kanada dan internasional. Paket media disiapkan. Militer mengadakan konferensi pers dua kali sehari.

Sebuah video yang dirilis militer, untuk pers, menggambarkan bunker prajurit, perangkap booby, parit, dan berbagai macam senjata kecil. Mereka juga menuduh bahwa Mohawk memiliki senjata anti-tank M-72, serta senapan mesin kaliber .50. Ini menggambarkan para prajurit sebagai musuh yang tangguh. Merujuk pada berita yang tidak menyenangkan:

"Bahkan segelintir prajurit yang siap tempur bisa menjadi tantangan yang sulit ... jika sejumlah besar prajurit berkomitmen terhadap perlawanan bersenjata, korban di kedua pihak pasti akan menjadi hal yang serius" (One Nation Under the Gun, hlm. 253).

Salah satu target audiens utama video ini adalah para prajurit itu sendiri. Hal ini juga sebagai dalih akan tindakan militer skala besar jika perlu.

PRAJURIT MENINGKATKAN PENGORGANISASIAN DAN POSISI

Ketika pengepungan TC yang berlarut-larut, para prajurit menjadi lebih terorganisir. Masing-masing ditugaskan melakukan shift siang atau malam. Bunker disamarkan dan dilindungi dari hujan. Jaringan parit diperluas. Jebakan ditempatkan di tanah bagian belakang TC untuk menghalangi pendaratan helikopter.

Pada siang hari, situasinya damai & bahkan santai. Di malam hari, sebaliknya,  helikopter, lampu sorot, dan suar.

TENTARA MENINGKATKAN TEKANAN (13 SEPTEMBER)

13 September, saluran telepon di TC diputuskan. Satu-satunya telepon darat sekarang langsung ke militer. Selain itu, hanya beberapa telepon seluler yang sekarang berfungsi. Juru bicara militer menggambarkan ini sebagai "putaran sekrup yang lain, untuk mendorong negosiasi prajurit yang serius" dengan menghilangkan semua gangguan.

Tanggal 14 September, pasokan air terputus, kemudian dikembalikan lagi pada siang hari. Militer membantah mengetahui hal ini. Di malam hari, daya listrik terputus dua kali. Warriors bersiaga penuh. Pada pukul 11 malam sebuah surat dikirim dari tentara yang meminta para prajurit untuk menyerah dan meletakkan senjata mereka.

KAHNAWAKE: PENDUDUKAN MILITER (18 SEPTEMBER)
Di Kahnawake, militer terus menduduki separuh wilayah. Selama dua minggu, tentara juga melakukan berbagai pengerebekan di desa untuk mencari senjata.

KAHNAWAKE: KONFRONTASI DI PULAU TEKAKWITHA (18 September)

Seorang Mohawk menghadapi tentara saat serangan Pulau Tekawitha.

18 September, tentara bersama polisi mendarat di Pulau Tekakwitha, sebuah pulau terpencil di tepi wilayah itu, dihubungkan jembatan pendek. Puluhan pasukan militer dan SQ mendarat di sisi barat pulau, dengan perahu juga helikopter. Ketika mereka bergerak menuju jembatan, ratusan Mohawk bergegas untuk menghadapi mereka.

Sekira 30 tentara bergerak untuk memblokir jembatan dan mulai memasang kawat duri. Mohawk membongkarnya dan mulai melempar batu, menyerang tentara. Tentara menggunakan popor senapan untuk mempertahankan diri dan mulai menembakkan gas air mata.


Mohawks menghadapi tentara selama penyerbuan di Pulau Tekawitha.
Mohawk membongkarnya dan kemudian berkumpul kembali. Dalam serangan kedua, seorang tentara dipukuli hingga nyaris tak sadarkan diri dan yang lainnya terluka. Tentara menembakkan tembakan peringatan dan kembali ke posisi defensif. Bala bantuan datang, dan sekarang ada 140 tentara.




Setelah kebuntuan 7 jam, delapan helikopter Chinook militer digunakan untuk mengangkut para tentara yang terluka keluar. 20 luka-luka.



Sementara di pihak Mohawk, 75 cedera, luka, memar, patah tulang dan gas air mata. Ini termasuk anak-anak berumur lima tahun, dan satu sesepuh berusia 72 tahun. Klaim militer untuk merebut 47 senjata dari pulau itu, sebagian besar adalah senapan dan senapan berburu.


Tentara dikerahkan selama penyerbuan di Pulau Tekawitha.
Setelah itu, militer tidak mencoba lagi menyerang Kahnawake. Letnan Kolonel Greg Mitchell, seorang komandan operasi 18 September, kemudian menyatakan:

"Penolakan yang kuat mengejutkan kami ... itu luar biasa cara mereka bereaksi ... lain kali orang saya akan dilengkapi dengan perisai plexiglass dan masker wajah" (Memasuki Zona Perang, hal.105).


KANEHSATAKE: MOHAWK MULAI MELUCUTI SENJATA (23-25 SEPTEMBER)

Pada 23 September, Dennis "Psycho" Nicholas & Cathy Sky menikah di dalam TC. Ponsel saat ini hanya berfungsi di lokasi tertentu (karena pengacak militer). Pada saat ini, para pembela percaya bahwa 48 jam berikutnya sangat penting. Keesokan harinya pembukaan parlemen, dan Oka diperkirakan mendominasi diskusi pemerintah pada minggu pertama. Jika ada kemenangan politik yang akan diperoleh, itu akan berada dalam rentang waktu ini (48 jam).

Sebagian besar mendukung untuk mengakhiri kebuntuan:

“Prospek negosiasi mereka begitu suram, mereka terisolasi & tidak berdaya, dan kondisi hidup mereka semakin terbebani… Emosi meletus & pertengkaran pecah. Peperangan psikologis & kebisingan konstan dari helikopter militer telah meruntuhkan perlawanan mereka ”(People of the Pines, hlm. 390).

Pada 25 September, Bob Antone, seorang negosiator senior Mohawk, mengatakan kepada media bahwa akan ada pelepasan dalam 2-3 hari.



26 SEPTEMBER AKHIR PENGEPUNGAN 

Lasagna (Ronald Cross) menambahkan bahan bakar ke api, membakar senjata dan bahan lain sebelum melepaskan diri.
Pada 26 September, lebih banyak SQ mulai berdatangan. Beberapa prajurit merasa bahwa jika tahanan militer adalah pilihan, maka itu harus diambil sekarang. Pukul 4 sore, keputusan dibuat untuk melepaskan diri dari ASAP. Hanya Lasagna & Noriega yang tidak setuju, dan menuduh orang lain “tergadaikan.” Media diminta untuk pergi. Api besar dibangun di bagian belakang TC. Dokumen dan senjata internal dibakar. Amunisi & pistol dilempar dalam tangki septik (?).

Warriors meninggalkan pusat perawatan selama perpecahan mereka.

"Pukul 5:34 sore bendera Warrior diturunkan. Semua orang memakai kamuflase "untuk melambangkan keyakinan mereka bahwa para prajurit adalah pasukan pertahanan Mohawk & tanah mereka" (People of the Pines, hal. 395). Pada saat itu, bahkan Lasagna & Noriega telah menerima keputusan untuk melepaskan diri.

Pada pukul 18:50, kelompok yang terdiri- 13 pria, 16 perempuan, dan enam anak-anak - mulai berjalan menyusuri jalan menuju garis militer. Di pertengahan jalan, mereka berbelok masuk hutan, menuju sudut timur laut. Merancang perjalanan dengan suar.
Ketika mereka mencapai deretan kawat duri, mereka melemparkan papan tandu yang dibawa. Orang-orang berlari melintasinya, melewati hutan, dan naik ke jalan raya. Hanya sebagian tentara di lokasi itu, dan mereka terkejut.

Terjadi kekacauan, teriakan, dorongan, dan dorongan. Mayor Tremblay jatuh ke tanah. Dalam kebingungan, 4 Mohawk melarikan diri dan mencapai kota (dimana mereka dikerumuni para pendukung). SQ mencoba  menangkap mereka tetapi diperangi oleh kerumunan. Kemudian, Noriega tertangkap di kota. Loran Thompson, mengenakan pakaian sipil, menghilang dalam kerumunan.


Pada pukul 19.10, Mohawk masih di jalan raya yang dikepung dan dikendalikan. Mereka dipaksa berlutut dan tangan mereka diikat dengan kantong plastik. Sebagian berhasil dipatahkan oleh orang-orang yang lebih kuat, dan tentara mengikat beberapa set pada orang-orang ini. Lasagna, Noriega, dan 3 anak di bawah umur segera diserahkan kepada SQ, sementara sisanya dimuat ke dalam dua bus militer dan dikirim ke CFB Farnham. Beberapa diserang dan disiksa.

KAGNAWAKE: TANGGAPAN TERHADAP PENANGKAPAN (26 SEPTEMBER)

Tak lama setelah penangkapan di Kanehsatake, ratusan Mohawk berkumpul di Kahnawake dan maju menuju dua pos pemeriksaan militer. Banyak dari mereka yang dipersenjatai dengan tongkat, batu, perisai plastik, dan masker gas. Setelah mereka menyerang, tentara menembakkan gas air mata. Konfrontasi berakhir ketika tentara memperbaiki bayonet dan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Satu tentara dirawat di rumah sakit, dan sebagian Mohawk membutuhkan bantuan medis karena gas air mata.

WARRIORS RELEASED DROM CUSTODY (Oct 5)
Banyak dari perempuan itu didakwa sebagai perusuh dan obstruksi keadilan, tapi dibebaskan. Saat tampil di pengadilan 28 September, wajah Lasagna memar dan bengkak akibat dianiaya polisi ketika dalam tahanan (akhirnya, 3 pelaku SQ diskors pada tahun 1999 karena terbukti menganiaya Lasagna). Para prajurit di tahan di pangkalan militer Farnham, dan pada 5 Oktober, sebagian besar telah dibebaskan. Malam itu, mereka disambut secara besar-besaran sebagai bentuk pengormatan sebagai pahlawan besar di kanehsatake.

KONDISI PASCA PENGEPUNGAN 
EFEK PSIKOLOGIS PRAJURIT


“Setelah 78 hari dalam isolasi ekstrim dari  perselisihan bersenjata, kebebasan adalah pengalaman asing bagi para prajurit. Mereka mencoba menyesuaikan diri dengan rutinitas dunia luar, tetapi banyak prajurit merasa hampa & tertekan ”(People of the Pines, hal. 403).

Banyak prajurit tampaknya menderita gangguan stres pasca-trauma, yang meliputi depresi & kecemasan. Sebagian dari mereka menghabiskan waktu dengan minuman. Meskipun secara umum mereka diakui sebagai pahlawan, namun pada saat itu banyak orang Pribumi masih dipengaruhi oleh disinformasi anti-pejuang selama & setelah krisis.

EFEK PADA KAHNAWAKE

Memasuki Zona Perang, di Kahnawake pengepungan menghasilkan dampak yang berefek positif. Hal Ini semakin memperkuat komunitas dan solidaritas, terciptanya persatuan bagi banyak faksi, memberi rasa kebersamaan tujuan bagi pria dan pemuda, serta mencela rutinitas minum / berpesta bagi sebagian orang.

EFEK PADA KANEHSATAKE

Seorang anggota Kanehsatake berkomentar tentang perbedaan pandangan di komunitasnya sebagai akibat dari krisis:

“Bagi komunitas itu tidak apa-apa jika sebagian ingin dievakuasi, tetapi kami bisa menjadi komunitas yang bersatu. Masih ada perbedaan antara mereka yang tinggal dan yang pergi.

“Krisis memungkinkan orang untuk menunjukkan warna aslinya, siapa teman Anda dan  yang bukan. Dengan cara itu membuatnya lebih mudah."

PERCOBAAN DAKWAAN TERHADAP 39 ORANG

Sidang terhadap 39 terdakwa memakan waktu 7 minggu. Pemilihan juri menghabiskan waktu 40 hari dengan mewawancarai 643 orang dimana yang terpilih 12 orang. Tidak seperti pengepungan, persidangan menerima sedikit perhatian media.

Semua tahanan didakwa sebagai biang  kerusuhan dan obstruksi. Para pria juga dituduh memiliki senjata. Di tengah-tengah persidangan, pihak pembela berpendapat bahwa tuntutan terhadap 5 terdakwa harus dibatalkan. Baik hakim maupun jaksa setuju atas apologi itu.

34 sisanya melanjutkan pembelaannya dan dinyatakan tidak bersalah dalam semua hal.

Selang 18 bulan setelah krisis, tiga puluh Mohawk lainnya dihukum dalam persidangan terpisah. Tuduhan mereka berkisar dari kenakalan sampai obstruksi pengadilan, penyerangan & tuduhan senjata. Sebagian didenda, melanjutkan masa tahanan. Keterangan dari rincian diantaranya 1 tahun untuk kepemilikan senjata, obstruksi, kerusuhan, dan memblokir jalan raya.

LASAGNA, NORIEGA, ROGER LAZARO PEMERIKSAAN PENGADILAN 20-20

Ketiganya menghadapi total 59 tuduhan. Pengadilan mereka berlangsung 3 bulan dan berakhir pada tahun 1992. Lasagna (Ronald Cross) dibebaskan dari 20 dakwaan, dan dinyatakan bersalah atas 20 dakwaan lain: penyerangan, vandalisme, pelanggaran senjata, dan mengancam. Dia dijatuhi hukuman 4 tahun, 4 bulan penjara. Sementara Noriega (Gordon Lazore), dibebaskan dari 9 tuduhan, tetapi dihukum karena penyerangan, penggunaan senjata api dan vandalisme. Dia dijatuhi hukuman 23 bulan penjara. Dan (Roger Lazore) dibebaskan atas semua tuduhan.



DEBAT INTERNAL: SENJATA VERSUS CARA INTIFADA

“Kami perlu meninjau kembali kebijakan senjata kami,” kata Mike Meyers, aktivis Seneca yang telah menjadi negosiator senior untuk para prajurit di minggu-minggu terakhir Krisis Oka. “Saya pikir itu hanya buang-buang waktu. Kita harus menyingkirkannya. Kami tidak akan pernah mengalahkan tentara & polisi."

“Meyers mencatat bahwa, dalam setiap konfrontasi dengan tentara dan polisi setelah 11 Juli, para prajurit enggan untuk melepaskan tembakan. Jika para prajurit tidak mau menarik pelatuk, senjata itu hanya "alat yang sangat mahal," kata Meyers. Dia yakin para prajurit bisa lebih kreatif dalam taktik mereka jika senjata itu hilang. "Lebih baik bertarung menggunakan alat yang murah, seperti yang ditunjukkan di Pulau Tekakwitha di musim panas," katanya. “Ini seperti intifada. Kami menghadapi musuh bersenjata berat dengan alat canggih. Kita bisa lebih sukses dengan batu dan tinju daripada dengan AK-47."”

"Namun, sebagian besar prjurit memutuskan bahwa senjata harus tetap berada di gudang senjata Mohawk." (People of the Pines, hal. 420-421).

KONFLIK PASCA PENGEPUNGAN (1990-2004)

Setelah Krisis Oka, SQ kembali membangun kemapanan yang membebani di jalan raya di sekitar Kanehsatake & Kahnawake. Di Kahnawake, pos pemeriksaan dipertahankan hingga setidaknya 1992, untuk mencegah masuknya polisi. Sepanjang musim dingin 1990-1991, konfrontasi dan bentrokan antara polisi & Kahnawake Mohawk terjadi hampir setiap minggu.

Pada sore hari 8 Januari 1991, terjadi bentrokan besar antara Mohawk dan 180 petugas SQ. 13 polisi terluka. Kedua belah pihak melepaskan tembakan ke udara. Polisi menutup Mercier Bridge selama dua jam, di puncak jam sibuk.

Sepanjang tahun 90-an, Kanehsatake juga menjadi fokus perhatian atas dugaan pelanggaran hukum, operasi narkoba (marijuana), dan koneksi kejahatan terorganisir. Teorinya adalah bahwa SQ tidak mau berpatroli di Kanehsatake, dan sebagai hasilnya ada lonjakan aktivitas kriminal.

Pada 1994, seorang asisten menteri Urusan Pribumi Kanada secara terbuka meminta Kepala Kepolisian Jerry Peltier untuk "melatih otoritas sipilnya untuk menyelidiki individu yang menteror daerah tertentu dari populasi" (Pintu Timur, 21 Oktober 1994). Serangan senjata api secara sporadis juga diduga terjadi di Kanehsatake.

Selama bertahun-tahun, Kanehsatake diperintah oleh dewan kota yang pro-asimilasi dengan pasukan kepolisiannya sendiri (didirikan pada 1997). Pada tahun 1999, kepolisian ini menembak dan melumpuhkan Joe (Stonecarver) David, seorang pejuang yang aktif selama Oka 1990. Dewan kota juga merencanakan perjanjian pemerintahan sendiri dengan Kanada dan Quebec, yang lebih jauh merongrong kedaulatan Mohawk.

Prajurit assasin selama tahun 2004 penggusuran polisi dari Kanesatake.
Januari 2004, Kanehsatake kembali menjadi topik utama ketika anggota masyarakat membuat barikade di hadapan 60 petugas polisi di kantor polisi Kanehsatake Mohawk. Selain itu, rumah dan kendaraan pimpinan dewan James Gabriel dibakar, setelah ia melarikan diri ke Montreal. Aparat Aborigin telah didatangkan dari seluruh provinsi untuk memperkuat polisi setempat. Sekali lagi, dalih yang digunakan adalah kegiatan kriminal dan perdagangan narkoba.
Para pengunjuk rasa menuduh rezim Gabriel korup dan menindas, memaksakan perjanjian kerjasama kepolisian dengan pemerintah Quebec yang melanggar kedaulatan Mohawk atas penentua nasib sendiri (otonomi wilayah).

TOM 'THE GENERAL' PAUL DIES (FEBRUARI 92)

Tom Paul (Umum), seorang tetua Mi'kmaq, yang aktif di Oka, meninggal pada Februari 1992 karena sebab alami.

LOUIS KARENIAKTAJEH HALL MENINGGAL (DESEMBER 93)

Desember 1993, Louis Karoniakatajeh Hall meninggal di Kahnawake. Hall berusia 77 tahun dan seorang organisator serta pendukung lama dari Warrior Society. Pada tahun 1974, beliau berpartisipasi dalam pendudukan kembali Ganienkeh dan merupakan juru bicara terkemuka untuk wilayah tersebut. Dia juga merupakan seorang penulis, penyair, dan seniman yang produktif.

Bukunya, the Warrior’s Handbook, sangat berpengaruh dalam membangkitkan kembali masyarakat dan ideologi perjuangan Mohawk. Hall juga mendesain bendera Warrior Unity, yang terdiri dari beberapa simbol seperti gambar seorang pejuang di dalam matahari, dengan satu bulu yang dimaknai sebagai lambang kesatuan semua Masyarakat Adat.

JOE 'STONECARVER' DAVID DITEMBAK OLEH POLISI (JUNI99)


Joe David, dengan nama SANDI "Stonecarver."
Juni 1999, Joe David — seorang veteran Oka — ditembak Polisi Kanehsatake Mohawk di rumahnya di Kanehsatake. Berdasarkan keterangan yang didapat bahwa sebelumnya Polisi mendatangi rumahnya untuk interogasi tentang dugaan ancaman. Setelah sepuluh jam tak ada hasil (mengelak), David kemudian ditembak tepat di kaki dan punggung, membuatnya lumpuh.

RONALD 'LASAGNA' CROSS MENINGGAL (NOVEMBER 1999)

Pada 1 November 1999, Ronald Cross meninggal karena serangan jantung saat shift-nya sebagai pekerja besi. Dalam ingatannya, Kahn-Tineta Horn menyatakan: "Dia akan diingat sebagai simbol dari seseorang yang tidak pernah tunduk pada sistem."

Pada tahun 1994, Talonbooks menerbitkan "Lasagna; Man Behind the Mask", ditulis oleh Cross & Helene Sevigny. Nama sandi Lasagna berasal dari leluhurnya Mohawk-Italia. Beliau merupakan pejuang yang tinggi publisitasnya dan yang paling vokal di Kanehsatake, seorang prajurit yang ditargetkan oleh polisi dan militer.

RENCANA BARU KONTRA-INSURGENSI DAN JTF2

Setelah kejadian di Oka-Kanehsatake, para analis militer dan politik membuat beberapa rekomendasi kepada pemerintah dan CF. Satu laporan, berjudul The Legacy of Oka diterbitkan oleh sayap kanan Mackenzie Institute pada tahun 1991, menyatakan bahwa penggunaan kekuatan militer telah memberi kemenangan moral para pejuang dalam pikiran publik. Gambar-gambar seperti para prajurit verus tentara, serta negosiasi yang berkepanjangan, hanya berfungsi untuk memperkuat pandangan orang-orang bahwa Mohawk sebagai orang yang berdaulat, dan para prajurit sebagai kekuatan pertahanan mereka.

Laporan itu merekomendasikan bahwa konflik kedepan, polisi bersenjata lengkap mesti digunakan dengan cepat, tanpa mengulur waktu dengan negosiasi yang berkepanjangan. Salah satu efek dari penggunaan strategi semacam itu adalah untuk menggambarkan konflik sebagai persoalan kriminalitas semata, dan sebagai lawan dari pemberontakan atau perang sipil, dengan kata lain “mempolitisasi” perlawanan.

Dalam hal ini, kontrol media sangat penting. Media merupakan sarana utama komunikasi sosial, yang mengandung kekuatan besar untuk membingkai dan membentuk persepsi publik. Di Oka, media menjadi terpaku di antara para pembela HAM; pada hari terakhir pengepungan, masih ada 10 wartawan di dalam barikade. Banyak yang terus memberikan laporan sampai hari-hari terakhir. Kehadiran mereka merusak upaya kontra-insurgensi secara keseluruhan.

Pada 1992, unit komando militer khusus dibentuk: Joint Task Force 2 (JTF2). Pada saat itu, misinya untuk mengambil alih operasi kontra-teroris dari RCMP's Special Emergency Response Team-SERT (Tim Tanggap Darurat Khusus RCMP). Sebelumnya, SERT telah didakwa atas tindakan pengamanan karena kemungkinan adanya penyanderaan para pejabat, pembajakan, dan lain sebagainya.

Pada tahun yang sama, tanggung jawab ini diserahkan kepada JTF2 yang baru, berdasarkan analisis bahwa insiden "teroris" di masa depan akan melibatkan sejumlah besar prajurit tempur yang bersenjata berat. Tanpa pertanyaan, masyarakat adat dan warrior societies masuk dalam pertimbangan tersebut.

Menurut sebuah buku terbitan 1998, Tested Mettle, JTF2 dikerahkan di Kanehsatake dan Kahnawake pada tahun 1994 selama invasi potensial dari pasukan polisi dan militer. Pasukan tempur juga terlibat dalam pengepungan RCMP tahun 1995 di Danau Gustafsen. Selama masa kebuntuan dan di Ipperwash, rencana kontra-insurgensi berkembang dan jelas diterapkan setelah Oka.

Dalam kedua kasus itu, ratusan polisi bersenjata berat digunakan, dibantu militer. Mereka diberi wewenang untuk menggunakan kekuatan mematikan dan telah melakukannya. Media dikontrol dimana akses mereka ke pembela ham dibatasi, terutama di Danau Gustafsen. Hanya sedikit peluang yang mengarah untuk negosiasi. Sebaliknya, polisi berusaha dengan cepat menghancurkan gerakan perlawanan tersebut.

PROSES PERUNDINGAN BC

Hasil langsung dari Oka adalah proses perundingan BC. Sebagaimana dicatat dalam People of the Pines:
“Dari semua protes di Kanada, yang paling intens terjadi di SM, dimana militansi pribumi bertumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir — terutama karena pemerintahan BC secara konsisten menolak untuk merundingkan klaim tanah Indian. Satu-satunya pemerintahan di Kanada yang dengan tegas menolak seluruh konsep hak atas tanah adat.

“Pada akhir Juli, barikade Indian telah didirikan pada 7 jalan dan jalur kereta api di BC, awalnya sebagai isyarat dukungan untuk para pejuang Mohawk, tapi kemudian menjadi taktik untuk negosiasi yang bertekat mencari keadilan dari pemerintah provinsi. Blokade tersebut telah menghancurkan (merugikan) industri pariwisata dan industri kehutanan di pusat SM, serta menghentikan arus lalu lintas kereta api di pedalaman provinsi, dengan kerugian 750.000 dolar per hari dalam BC Rail ”(People of the Pines, pp. 281-281).

26 September 1990, pengepungan di Oka berakhir. Meski demikian, blokade di Mt. Currie berlanjut hingga musim gugur, sebuah protes terhadap rencana perluasan jalan raya. Pada akhir musim gugur, 63 Lil'wat ditangkap dan dipenjara selama 30 hari (mereka menolak bekerja sama dan enggan memberikan identitasnya ketika ditangkap).

Desember 1990,  the BC Land Claims Task Force dibentuk untuk menjawab pertanyaan tentang klaim tanah Adat. Pada tahun 1991, (satgas) tersebut merekomendasikan pembuatan proses perundingan dan komisi pemerintah untuk mengawasinya. Pada tahun 1992, the BC Treaty Commission (Komisi Perundingan BC) didirikan. Tujuan utama dari proses perundingan salah satunya adalah kontra-insurgensi, yang meliputi baik ideologi dan uang.

DAMPAK HUBUNGAN MILITER DENGAN MASYRAKAT ADAT


Dalam makalah penelitian yang diserahkan kepada Departemen Pertahanan Nasional pada tahun 2002, Victoria Edwards mempelajari dampak Oka terhadap proses perekrutan masyarakat Adat ke dalam militer. Dia mencatat CF mengalami penurunan rekrutan yang berkualitas, dan bahwa masyarakat adat menjadi sasaran karena kondisi ekonomi mereka dan pertumbuhan populasi kaum muda. Menurut Edwards, pemuda Adat mewakili 10% dari total potensi perekrutan.

Dalam upaya untuk memanfaatkan ini, CF sekarang memiliki beberapa program pelatihan yang fokus pada pemuda Pribumi. Ini termasuk program Entry Aborigin CF, Sgt. Tommy Prince Initiative, & Program Bold Eagle. Ini adalah program pelatihan dasar, yang berlangsung selama 6 hingga 8 minggu, dengan anggota dari pribumi. Mereka sengaja dilatih untuk merekrut orang Pribumi ke dalam militer, baik sebagai pasukan reguler maupun milisi, setelah pelatihan selesai.

Meski demikian, perekrutan penduduk asli jauh lebih rendah daripada yang seharusnya. Edwards juga mencatat bahwa bahkan ketika orang Pribumi bergabung dengan militer, kebanyakan cenderung tidak menetap, dan perwakilan Penduduk Asli di pangkat perwira sangat rendah. Menurut Edwards, penindasan negara terhadap masyarakat adat berkontribusi terhadap hal ini:

“Salah satu faktor yang tidak disebutkan dalam referensi terhadap upaya rekrutmen dan retensi orang pribumi adalah dampak penggunaan CF terhadap masyarakat adat, yang paling baru di Kane (h) satake (Oka) pada tahun 1990. Sebenarnya, dalam panduan perekrutan CF, Strengthening Relationships Between the CF and Aboriginal Peoples (Recruitment Guide) (Memperkuat Hubungan Antara CF dan Masyarakat Asli) mengarahkan perekrut sebagai berikut:

“[A] membatalkan panduan berikut: konflik di Oka, Quebec [dan] perselisihan di Ipperwash, Ontario ... Insiden 1990 masih merupakan topik emosional di banyak Negara Pertama. Ini mengundang kesan negatif dari CF dan referensi apa pun terhadap Oka harus menghindari pengaturan First Nations ”(Victoria Edwards,“ (Victoria Edwards, “Don’t mention it! The Oka Crisis & the Recruitment of Aboriginal Peoples,” November 2002, sumber internet).

Edwards berpendapat hal ini adalah kesalahan dan mendukung revisi sejarah, mempromosikan Oka sebagai keberhasilan militer. Dia juga mengutip pernyataan seorang pensiunan jenderal yang menyatakan bahwa Oka bisa dihindari, mungkin, apabila terdapat lebih banyak komunitas yang terlibat dalam militer. Semacam anggota Kadet Tentara, atau lebih banyak anggota yang diindoktrinasi ke dalam militer itu sendiri (lebih banyak rekrutmen).

Bagian dari rencana ini, CF sebenarnya telah berupaya memperluas upaya rekrutmen masyarakat adat. Iklan di surat kabar Aborigin, ruang rekrutmen di acara komunitas, dan lain sebagainya, semuanya telah ditingkatkan. Pada tahun 2001,  the Assembly of First Nations mengakui upaya CF dengan penghargaan (!).
Strategi ini harus dilihat sebagai salah satu kontra-insurgensi, yang didasarkan pada proses asimilasi prajurit ke dalam kekuatan musuh kita.

ANALISIS KRISIS OKA


Prajurit muda di Tyendinaga, wilayah Mohawk di Ontario selatan, 2007.
Resistensi Kanienkehaka di Kanehsatake & Kahnawake sangat berdampak pada masyarakat Adat di Kanada. Oka mengatur ritme perlawanan Pribumi sepanjang tahun 90-an, dan mengilhami banyak orang juga komunitas untuk mengambil tindakan. Seperti Wounded Knee 1973, Oka merupakan kebangkitan untuk seluruh generasi.

Sebelum serangan polisi 11/90 Juli, protes dan blokade di Kanehsatake tampak sangat mirip dengan kebanyakan protes pribumi lainnya. Terdapat sebagian orang yang berkomitmen untuk menghabiskan waktu di hutan Pinus. Minat dalam protes itu kemudian menurun, dan Kanehsatake Mohawk kesulitan untuk mengumpulkan dukungan di seluruh wilayah Mohawk lainnya & Haudenosaunee.

Dukungan dan kehadiran para pejuang yang lebih berpengalaman, terutama dari Kahnawake & Akwesasne, merupakan faktor penting dalam gerakan perlawanan. Tanpa senjata, para prajurit tidak akan mampu mempertahankan posisi mereka. Dikombinasikan dengan komitmen Kanesatake Mohawk untuk mempertahankan tanah mereka, tekat ini mengarah pada kebuntuan gerakan bersenjata terpanjang dalam sejarah Kanada.

Meski demikian, pengepungan yang berlarut-larut di Kanehsatake sangat dipengaruhi oleh kehadiran media. Secara keseluruhan, mungkin hal itu merupakan gerakan perlawanan pribumi yang paling banyak ditayangkan di televisi dan yang dilaporkan dalam sejarah Kanada. Sepanjang musim panas 1990, Oka menjadi berita utama, bahkan ketika Irak menginvasi Kuwait. Kehadiran media kemungkinan besar berkontribusi terhadap beberapa ledakan & perilaku irasional yang ditampilkan oleh beberapa pejuang.

Setelah 11 Juli, persoalan kejahatan anti-sosial di Kanehsatake memaksa beberapa Mohawk mengatur patroli keamanan, untuk melindungi rumah-rumah mereka yang penghuninya telah dievakuasi. Secara keseluruhan, masalah disiplin jauh lebih umum di Kanehsatake, termasuk minuman keras, vandalisme, dan penyerangan yang dilakukan oleh prajurit (lebih dari separuhnya berasal dari daerah lain). Atrisi adalah masalah lain, dimana prajurit yang tidak berpengalaman menjadi bosan & frustrasi, meninggalkan posisi mereka. Tampaknya hal ini disebabkan oleh kurangnya pelatihan militer dan pengalaman di Kanehsatake.

Pada September 1990, Kanehsatake sebenarnya hanya merupakan kebuntuan simbolis, ketika militer kemudian mengendalikan situasi. Saat militer maju, prajurit tidak punya pilihan lain selain mundur. Namun demikian, kedua pihak tetap membawa senjata api yang terisi.

Di Kahnawake, komunitasnya lebih besar dan terpadu, di bawah arahan prajurit veteran, perlawanan terlihat jauh lebih praktis, dan kurang simbolis. Pendudukan Jembatan Mercier, misalnya, menyebabkan gangguan besar terhadap Montreal dan wilayah pinggirannya.
Di Kahnawake, bersama dengan detasemen prajurit bersenjata, kelompok besar Mohawk yang tidak bersenjata juga mampu melawan pasukan militer dengan batu, tongkat, tinju, dan lain-lain. Dari keduanya, Kahnawake mengandung banyak pelajaran berharga bisa dijadikan teladan untuk komunitas lain dalam perlawanan.

Meskipun begitu besar reaksi pemerintah (4.500 tentara), komandan militer jelas sangat berhati-hati dalam pendekatan mereka. Kehadiran media, dan tingkat solidaritas penduduk asli dengan para pejuang, keduanya sangat berkontribusi dalam hal ini.

Dalam proses pengadilan setelah masa kebuntuan, banyak para terdakwa dinyatakan tidak bersalah, sementara orang-orang yang ditargetkan memikul beban dakwaan (Lasagna & Noriega). Secara keseluruhan, pemerintah Kanada tidak mau penjarakan sejumlah besar Pribumi; bahkan mereka yang dipenjara menerima hukuman yang relatif moderat (dibandingkan dengan AS, misalnya, di mana perlawanan bersenjata dapat menyebabkan hukuman 50 tahun atau lebih).

Ini seperti 'pintu belakang' yang diduga ditawarkan kepada prajurit Kanehsatake, pejabat pemerintah jelas berharap para prajurit dan Oka akan dengan cepat menghilang dari panggung publik, dan dari sejarah. Tugas kita adalah untuk memastikan ini tidak terjadi, dan bahwa generasi sekarang belajar sebanyak mungkin dari bab penting ini dalam sejarah kita sebagai gerakan perlawanan Pribumi.

Catatan: artikel ini awalnya diterbitkan oleh Warrior Publications pada tahun 2007.

RESOURCES


Video






Acts of Defiance (1992), by Alec G. MacLeod, NFB. Focuses on Kahnawake during Summer of 1990.

Kanesatake: 270 Years of Resistance, (1994), by Alanis Obamsawin, National Film Board of Canada. The best overall documentary of Oka 1990.

My Name is Kahentiiosta (1995), by Alanis Obamsawin, NFB.

Spudwrench: Kahnawake Man (1997), Alanis Obamsawin, NFB.

Rocks at Whiskey Trench (2000), by Alanis Obamsawin, NFB. August 28/90 attack on Mohawk convoy.

Books

People of the Pines; The Warriors & the Legacy of Oka By Geoffrey York & Loreen Pindera, Little Brown, & Co., (Canada) Ltd., 1992 edition. One of the best overall accounts of Oka 1990.
Entering the Warzone: A Mohawk Perspective on Resisting Invasion, by Donna K. Goodleaf, pub. by Theytus Books, Penticton 1995. Mohawk woman at Kahnawake.
One Nation Under the Gun; Inside the Mohawk Civil War, by Rick Hornung, Stoddart Pub. Co. Ltd., Toronto 1991. (reporter, focuses on Akwesasne Spring 1990 & Oka).
This Land is Our Land: Mohawk Revolt at Oka, Baxendale, MacLean & Galbraith, Optimum Pub. International, Montreal 1990. Photographs & information.

Catatan: artikel ini awalnya diterbitkan oleh Warrior Publications pada tahun 2007.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coconut Revolution

Kenapa Aku Bukan Kapitalis dan Bukan Marxis. Revolusi dan Indian Amerika