EDITORIAL
ANTI TESA KETAKUTAN KELUAR DARI ZONA AMAN
Apa kabar semua! Semoga media menyebalkan ini, menghampiri kamu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kami harap begitu. Tetapi untuk kalian yang dalam keadaan sakit, sekarat, karena faktor struktural dimana sumber produksi natural (tanah, air, laut, dan udara segar), dimonopoli, hingga sektor produksi rumah tangga anda lumpuh membuat kamu kekurangan bahan kebutuhan pokok untuk asupan nutrisi.
Mungkin
kemudian kamu digiring dalam pasar tenaga kerja bersaing dengan banyak orang
yang senasib untuk mendapatkan pekerjaan namun kamu gagal dan frustasi karena
kurang koneksi atau persyaratan. Kamu menjadi “pekerja bayangan” (stok cadangan
yang menanti dan mencari peluang).
Mungkin
juga kamu menjadi pekerja aktif pada majikan yang memaksamu bekerja keras
siang-malam demi mendapatakan upah membuat kondisi kesehatanmu drop
karena terikat dengan kontrak kerja untuk menambah kekayaannya.
Lantas
ketika kamu pulang ke rumah dalam keadaan lemah dan sakit dimana upah yang
dikantongi memberatkanmu ke rumah sakit karena
biaya administrasi dan rawat inap tidak gratis, kamu memilih berbaring di rumah
untuk menghemat pengeluaran.
Lagi pula dalam sistem kerja upahan
dan hubungan sosial budaya patriarki saat ini, istrimu juga termasuk pekerja
yang merawatmu, menyuci pakaianmu, menyiapkan makanan, mengurus dan mendidik
calon pekerja yaitu anakmu dan semua itu tidak dibayar oleh bosmu. gratis.
Atau saat bekerja
kamu mengalami kecelakaan karena kondisi kerjanya rawan, tidak kondusif, namun majikanmu
melalui manajamen enggan menyiapkan fasilitas pengaman yang memadai demi
mengurangi biaya produksi (jika kalian menununtut harus disediakan, maka
bersiaplah upahmu yang sedikit itu harus diturunkan), manajamen melarikanmu ke
rumah sakit dan menanggung biaya pengobatan. Dirawat selama seminggu lamanya.
Meski
belum pulih, kamu sudah harus dipulangkan karena bos tak mau rugi. Oleh karena
kondisi fisikmu tidak lagi memiliki nilai jual, tenaga menurun, sakit-sakitan,
dan majikanmu tak mau menanggung resiko.
Lagi pula ketika absen sakit, posisimu sudah digantikan (dengan
melimpahnya pekerja cadangan yang memang sengaja dipelihara oleh negara agar
nilai tawarmu jatuh dihadapan kapitalis) kau dipecat karena dianggap tidak
produktif lagi.
Mungkin juga kamu sakit karena babak
belur dihajar massa saat kepergok mencuri beras.
Untuk kalian semua yang sakit dibawah
tekanan sistem kapitalisme, fasisme dan negara, semoga kalian lekas sembuh, dan
kembali bangkit...!
Bangkit untuk apa?
Mengulang?
Saudaraku,
memang kita sedang hidup dalam tata sistem perbudakan upahan.
Sebuah kontestasi persaingan bertahan hidup.
Komentar
Posting Komentar